KOMPASSINDO.COM, JakMime Fest 2025 resmi diperkenalkan melalui konferensi pers di Waroeng Solo, Jakarta Selatan, Kamis (20/11). Festival pantomim berskala nasional ini akan digelar perdana pada 25–26 November 2025 di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta.
Festival ini bukan sekadar perayaan seni, tetapi juga upaya menghidupkan kembali ruang-ruang bersejarah dengan energi baru melalui seni pantomim.
Inisiator sekaligus Ketua Asosiasi Seni Pantomim Indonesia (ASPI), Bapak Septian Dwi Cahyo, menegaskan bahwa JakMime Fest 2025 adalah wadah bagi generasi pantomim Indonesia.
“Saya ingin pantomim punya karya yang bisa ditonton, sekaligus menghadirkan generasi baru yang luar biasa. Semoga mereka bisa menjadi penerus seni pantomim di Indonesia,” ujar Septian.
Ia berharap festival ini bisa berlanjut setiap tahun dengan durasi lebih panjang, sehingga semakin banyak seniman mendapat kesempatan tampil.
JakMime Fest 2025 menghadirkan konsep “Funtomime”, yaitu pantomim modern yang berkolaborasi dengan berbagai seni lain seperti tari, puisi, teater, musik, tradisi, hingga multimedia.
Konsep ini menegaskan bahwa pantomim bukan seni yang kaku, melainkan terbuka, inklusif, dan terus berevolusi mengikuti zaman.
Tidak hanya itu, Festival perdana ini akan menghadirkan sekitar “40 Performer” dari berbagai daerah di Indonesia, serta bintang tamu internasional dari Italia.
Daftar penampil JakMime Fest 2025 antara lain:
- Pantomim Jakarta: Sena Didi Mime, Rujak, Jempling, Stephanus Tjieproet
- Perwakilan Pantomin berasal dari Daerah : DIY Yogyakarta, Palembang, Banjarmasin, Bali, Bojonegoro, Solo
- Spesial Perfomance : Mime Kids & Amar, Remime
- Musik : Joko Joker and Supir Tembak Band, Chocolate Cake Band, Cakranada Etnonesia
- MC : Nabilla Gomez, Syukron Djamal
- Bintang Tamu: Matteo Cionini (Italia), Fabrizio Merlo (Italia), Septian Dwi Cahyo, Didik Nini Thowok, Iwa K, Billy Beatbox, Doddy Micro and The Gank
Melalui JakMime Fest 2025, Jakarta menegaskan posisinya sebagai “Kota Global seni Pertunjukan di Asia Tenggara”. Kota Tua dipilih sebagai panggung karena sarat sejarah dan budaya, sekaligus menjadi ruang pertemuan seni lintas generasi.
Festival ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan untuk melestarikan, memperbarui, dan merayakan seni pantomim sebagai bagian dari wajah ekonomi kreatif dan pariwisata modern Indonesia.
