KOMPASSINDO.COM, Kendari- Menyambut ulang tahun atau milad Muhammadiyah yang ke- 113, Majelis Lingkungan Hidup atau MLH Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan “Green Mining Watch” , (GMW) adalah sebuah lembaga yang fokus pada edukasi, advokasi dan pengawasan terhadap praktik pertambangan di Indonesia.

Lembaga itu dibentuk sebagai langkah strategis Muhammadiyah memperkuat peran organisasi, mengawal isu-isu lingkungan hidup khususnya di sektor pertambangan yang berdampak luas terhadap ekosistem, sosial dan ekonomi masyarakat.

Tidak hanya launching lembaga GMW, rangkaian Kegiatan yang di inisiasi oleh MLH PP dengan MLH wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara itu berupa kegiatan “Tarining: Muhammadiyah Green Advocation” atau Pelatihan Kader Lingkungan dan penanaman pohon.

Upaya itu dilakukan untuk memberikan pengenalan dan edukasi merawat lingkungan dan peluang ekonomi hijau atau green ekonomi yang ramah lingkungan serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan praktik pertambangan yang ramah lingkungan.

Ketua PP muhammadiyah Anwar Abbas yang membawahi bidang lingkungan sangat mendukung inisiatif yang dilakukan oleh MLH dan tim. Menurutnya dibentuknya lembaga itu sebgai tanda keseriusan Muhammadiyah untuk mengembalikan fungsi alam sebagaimana mestinya setelah dimanfaatkan oleh manusia.

Namun Buya Anwar sapaan akrab Anwar Abbas itu mengingatkan juga agar manusia tidak boleh serakah memanfaatkan dan mengeksploitasi alam secara berlebihan demi mencari keuntungan pribadi maupun kelompok. “ Apapun langkah yang kita lakukan harus sesuai dengan sabda Rasullah dan Alqur-an, baru setelah itu memanfaatkannya,” tegasnya.

Wakil ketua MUI itu mengaku bangga dengan langkah yang dilakukan MLH PP Muhammadiyah bersama MLH PWM Sulawesi Tenggara serta kampus Universitas Muhammadiyah Kendari. Menurutnya Banyak ahli ahli tambang dan lingkungan di jajaran PWM kota Halu Oleo tu. Dengan sumber daya yang dimiliki itu buya Anwar meyakini Muhammadiyah Sultra bisa menjadi kuat secara ekonomi dan menjadi percontoan dalam pengelolaan tambang ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan UM Kendari dan PWM Sultra menjadi kaya. Kalo orang lain bisa kaya lewat pertambangan dan pertanian, kenapa kita tidak?, seru Dosen UIN syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Ketua MLH PP Muhammadiyah Azrul Tanjung yang mengaku medukung diluncurkannya lembaga pengawas itu. Green Mining Watch itu menurutnya bisa menjadi polisi atau pengawas praktik pertambangan agar tidak mengabaikan lingkungan.

Ada dua pendekatan pada Green Mining atau tambang hijau lanjut mantan Rektor ITB Ahmad Dahlan itu. Pendekatan pertama dengan cara mengembangkan kehidupan nabati yang mengutamakan keberlanjutan, sebagai antisipasi segala sesuatu yang terjadi sehingga tidak merugikan masyarakat. Kedua, meminimalisir dampak negatif dari tambang itu sendiri.

“pertama kita mengantisipasi dengan cara mengawasi segala sesuatu yang akan terjadi agar tidak merugikan masyarkat, baik lingkungan, sosial, ekonomi dan keamanan.

Pria kelahiran PAU, Padang, Sumatera Barat itu sangat yakin dengan sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah. Menurutnya organisasi yang didirikan oleh kh. Ahmad Dahlan 1912 itu mampu mengelola tambang yang ramah lingkungan dengan cara meminimalisir dampak negatif dan melalui pemberdayaan masyarakat. Ia bersama MLH Muhammmadiyah berkomitmen menjaga lingkungan demi terciptanya green economy atau ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“ Sehingga nantinya masyarakat bisa kita mendapatkan uang dari peluang bisnis di sektor lingkungan ini,” bebernya.

Sekretaris MLH PP Muhammadiyah Jihadul Mubarrok menjelaskan Green Mining Watch ini diharapkan menjadi wadah kolaboratif antara aktivis lingkungan, lembaga pemerintah dan masyarakat sipil dalam mengembangkan kajian advokasi kebijakan serta pengawasan aktivitas pertambangan selaras dengan prinsip sustainbility atau keberlanjutan.

“ Ini suatu lembaga yang berbasis ilmiah , aksi dan pemberdayaan masyarakat. Ini suatu action dari Muhammadiyah untuk mensyarat. Kita berharap ini menjadi contoh sebenarnya melakukan penambangan itu bisa berkawasan lingkungan dan ttp memperhatikan ekologis lingkungan sekitar,” jelas mantan Ketua Umum DPP IMM itu.

Acara yang diselenggarakan selama tiga hari dari 14-16 november 2025 di kampus Umiversitas Muhammadiyah Kendari dan kampus Halu Oleo itu merupakan rangkain kegiatan MLH sebagai Kado Hijau Milad Muhammadiyah yang ke 113.

Mengusung tema “Muhammadiyah Green Advocation: Green Mining, Keadilan ekologis untuk Hutan Lestari dan Peradaban Berkemajuan “ ini dimaksudkan sebagai refleksi dan komitmen Muhammadiyah terus meneguhkan dakwah lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Dakwah lingkungan yang di laksanakan di kota Lalu itu diikuti lebih dari 100 orang. Meliputi 50 peserta pelatihan dari unsur organisasi otonom Muhammadiyah (IMM,IPM, dan NA), lembaga dan Majelis serta Pimpinan daerah, Pimpinan wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah se sulawesi Tenggara.

Pada acara itu Juga dihadiri para tamu undangan dan pejabat setempat seperti, Ketua PP Muhammadiyah Buya Anwar Abbas, ketua MLH PP Muhammadiyah, ketua PWM Sultra, Ketua MLH PWM Sultra, Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, Rektor Unversitas Halu Oleo, DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Kejati, Polda Sulawesi Tengggara, perwakilan ortom Dan Amal usah se Sultra serta pengurus Daerah Muhammadiyah se Sultra.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *