KOMPASSINDO.COM, Jakarta – Ir. Hasanuddin Yasni, MM, Chairman Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), menegaskan bahwa penguatan sistem rantai pendingin atau cold chain kini menjadi kebutuhan strategis bagi pengembangan industri pangan nasional. Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara bersama awak media di booth ARPI dalam pameran SIAL InterFOOD 2025 yang berlangsung pada 12–15 November 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/11).

Menurut Hasanuddin Yasni, peningkatan kualitas produk pangan nasional, termasuk berbagai program pemberdayaan perempuan di desa, UMKM pangan, hingga program-program pemerintah lainnya, menuntut tersedianya cold chain yang unggul dan terstandar. Tanpa dukungan rantai pendingin yang baik, tantangan food loss dan penurunan mutu produk akan semakin besar.

“Cold chain ini sudah menjadi tren dan kebutuhan utama. Banyak program pemerintah dan inisiatif lokal—termasuk yang dijalankan kelompok perempuan di desa—sangat membutuhkan sistem cold chain yang memadai. Karena itu kami terus melakukan advokasi agar pemerintah mempercepat pengembangan industrinya, terutama penguatan manufaktur lokal,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya telah memiliki kapasitas untuk memproduksi berbagai perangkat dan solusi cold chain secara mandiri. ARPI juga tengah mempersiapkan standarisasi nasional yang mengacu pada standar internasional melalui keterlibatannya dalam ISO. Standar ini nantinya akan diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan nasional.

“Kami sedang menyusun standar nasional yang mengadopsi standar internasional. Tahun depan, kami harapkan sudah ada lembaga sertifikasi yang bekerja sama dengan pemerintah untuk sertifikasi produk cold chain maupun sertifikasi profesional. Dengan adanya standar yang jelas, industri akan lebih tertata, terukur, dan kompetitif,” ujarnya.

Penguatan standar dan industri manufaktur lokal diharapkan dapat mempercepat kemajuan sektor cold chain Indonesia secara menyeluruh. Dengan penggunaan sistem rantai pendingin yang benar dan terstandarisasi, pabrik pangan, UMKM, hingga layanan distribusi dapat menjaga kualitas produk, sehingga potensi food loss dan food waste dapat ditekan.

“Cold chain yang tepat adalah fondasi dari industri pangan modern. Jika semua pihak menerapkannya secara benar, kita bisa memperkuat ketahanan pangan nasional secara signifikan,” tegas Hasanuddin Yasni.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *