KOMPASSINDO.COM, Jakarta – Sebuah momentum bersejarah bagi kalangan santri dan ulama di seluruh Indonesia akhirnya terwujud. Ketua Dewan Pengawas Persatuan Santri dan Ulama Indonesia (PSUI) Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar bersama Ketua Umum Pengurus Besar PSUI Prof. Dr. H. Tubagus Bahrudin, SE., MM., secara resmi menyepakati pelaksanaan Muktamar PB Santri yang digelar di Jakarta pada awal bulan ini.
Kesepakatan kedua tokoh nasional ini menjadi simbol persatuan dan konsolidasi besar dalam tubuh organisasi santri dan ulama di Tanah Air. Muktamar tersebut tidak hanya menjadi ajang musyawarah tertinggi bagi PSUI, tetapi juga wadah silaturahmi dan penyatuan visi dalam memperkuat peran santri dan ulama untuk kemajuan bangsa.
Dalam pernyataannya, Prof. Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya muktamar ini sebagai momentum kebangkitan nilai-nilai keislaman yang moderat dan berwawasan kebangsaan. Ia menekankan bahwa para santri harus menjadi motor penggerak pembangunan moral dan spiritual bangsa di tengah tantangan globalisasi dan perubahan zaman.
Sementara itu, Prof. Tubagus Bahrudin menyampaikan bahwa Muktamar PB Santri di Jakarta merupakan tonggak awal dalam memperkuat kelembagaan PSUI secara nasional. “Kita ingin menjadikan PSUI sebagai wadah perjuangan yang inklusif, terbuka, dan berdampak nyata bagi umat, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Muktamar yang dihadiri oleh perwakilan santri dan ulama dari berbagai daerah ini juga membahas sejumlah agenda strategis, termasuk arah kebijakan organisasi, pembinaan kader santri, serta kolaborasi lintas lembaga keagamaan.
Dengan terselenggaranya Muktamar PB Santri di Jakarta, diharapkan lahir semangat baru dalam memperkokoh ukhuwah Islamiyah dan meneguhkan peran santri sebagai penjaga moral bangsa sekaligus pelopor perubahan menuju Indonesia yang berkeadaban.
