KOMPASSINDO.COM, Tangerang – Aroma harum kelapa panggang yang khas langsung menyambut para pengunjung Hall 1 Booth Nomor 19 di ICE BSD City dalam ajang pameran IFBC 2025 yang digelar pada 30 Oktober hingga 2 November 2025. Di balik keharuman itu, tampak Alex Herlambang, Owner Toko Kelapa Hijau, generasi kelima pembuat Wingko Babat tradisional asal Babat, Lamongan, Jawa Timur — merek legendaris “Kelapa Hijau” yang telah berdiri sejak tahun 1918.

Dalam wawancara bersama awak media pada Jumat (31/10), Alex Herlambang yang didampingi istrinya, Deby, menceritakan perjalanan panjang keluarganya mempertahankan cita rasa tradisional wingko yang kini telah diwariskan lintas generasi. “Kami ini generasi kelima sejak tahun 1918. Dari dulu hingga sekarang, kami membuat wingko dengan hati, memakai bahan-bahan alami dan kualitas terbaik. Semua bahan premium dan tanpa bahan pengawet,” ujar Alex.

Uniknya, Wingko Babat Kelapa Hijau kini menghadirkan inovasi baru tanpa meninggalkan keaslian resep leluhur. Semua produknya gluten free, ramah bagi konsumen yang peduli kesehatan, namun tetap mempertahankan cita rasa khas kelapa muda panggang yang lembut dan legit. “Kami ingin menjaga warisan leluhur agar tetap bisa dinikmati semua kalangan, termasuk yang membutuhkan makanan bebas gluten,” tambahnya.

Wingko Babat Kelapa Hijau dikenal luas karena teksturnya yang lembut dan aroma kelapa muda yang menggoda. Dalam pameran IFBC 2025, Alex membawa dua varian favorit, yakni original dan nangka. Namun, ia menjelaskan bahwa sebenarnya toko Kelapa Hijau memiliki lebih dari 40 varian rasa, antara lain original, durian, nangka, kacang, kopi, keju, pisang, dan coklat — seluruhnya diproses dengan bahan alami tanpa campuran tepung terigu.

“Setiap varian punya karakter dan penggemarnya sendiri. Rasa durian dan nangka disukai karena aroma buahnya kuat, sementara rasa kopi dan coklat banyak dicari anak muda. Kami ingin wingko tetap relevan dari generasi ke generasi,” ujar Alex dengan senyum bangga.

Produk Wingko Babat Kelapa Hijau dikemas secara modern dalam dua pilihan, yaitu isi 12 seharga Rp60.000 dan isi 6 seharga Rp35.000. Semua bahan baku berasal dari petani lokal yang sudah menjadi mitra tetap keluarga mereka sejak puluhan tahun lalu. “Kami percaya bahwa cita rasa terbaik lahir dari bahan terbaik. Karena itu kami hanya memakai kelapa pilihan dari daerah Jawa Timur,” jelasnya.

Alex menambahkan bahwa selain di pasar lokal, Wingko Babat Kelapa Hijau juga mulai menembus pasar nasional dan internasional melalui berbagai event kuliner dan pameran produk unggulan Indonesia. “Kami sudah sering ikut event di berbagai kota besar, dari Surabaya hingga Jakarta. Antusiasme masyarakat luar biasa. Banyak yang mengenal dan mencari wingko kelapa hijau kami di setiap pameran,” ungkapnya.

Sebagai pelaku UMKM, Alex juga menyampaikan harapan agar pemerintah dan pihak penyelenggara terus mendukung produk lokal tradisional agar dapat bersaing secara global. “Kami berharap mendapat binaan dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Impian kami, suatu hari produk wingko Kelapa Hijau bisa menjadi snack resmi di maskapai Garuda Indonesia. Betapa bangganya kalau penumpang pesawat menikmati jajanan khas Indonesia, bukan hanya roti modern,” katanya penuh harap.

Kini, Wingko Babat Kelapa Hijau tidak hanya menjadi simbol kuliner legendaris dari Babat, Lamongan, tetapi juga wujud cinta terhadap budaya dan cita rasa nusantara. Dengan inovasi gluten free dan beragam varian rasa, produk ini membuktikan bahwa warisan tradisional bisa terus hidup dan berkembang di era modern.

“Kalau bukan kita yang memperkenalkan, siapa lagi? Setiap event adalah kesempatan untuk membawa cita rasa Indonesia ke panggung dunia,” tutup Alex Herlambang penuh semangat.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *