KOMPASSINDO.COM, Jakarta, 22 Oktober 2025 – Emil Salim Institute (ESI) bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyelenggarakan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) ke-3 dengan tema “Ketahanan Energi, Air, Pangan, dan Wilayah di Era Perubahan Iklim yang berlokasi di Gedung DPR MPR RI Senayan dan Hotel Sultan, Jakarta yang berlangsung pada 21 – 23 Oktober 2025.
Forum ini menjadi ajang strategis untuk mengkaji tantangan perubahan iklim dan dampaknya terhadap sektor-sektor vital yang mempengaruhi keberlanjutan bangsa. Dalam sambutannya, Wakil Ketua MPR RI menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan ketahanan nasional di tengah ancaman krisis iklim global.
Wakil Ketua MPR RI, DR Eddy Soeparno, menyampaikan bahwa perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu pembangunan nasional. “Ketahanan energi, air, pangan, dan wilayah merupakan fondasi kedaulatan bangsa. Perubahan iklim memaksa kita untuk beradaptasi dan berinovasi agar generasi mendatang tidak kehilangan masa depan,” tegasnya.
“MPR RI memiliki peran untuk memastikan bahwa arah pembangunan Indonesia memperhitungkan ancaman krisis iklim. Dukungan kami terhadap ICCF 3 adalah bentuk penguatan kolaborasi agar kebijakan yang dihasilkan mampu melindungi rakyat dan memperkuat kedaulatan bangsa,” ujar DR Eddy Soeparno selaku Wakil Ketua MPR RI.
Forum ini menghadirkan pembicara lintas sektor, mulai dari pakar energi, pangan, air dan wilayah, akademisi, pelaku usaha, pembuat kebijakan, hingga perwakilan masyarakat sipil.
Topik diskusi mencakup:
• Transisi energi menuju sumber daya yang rendah emisi,
• Strategi pengelolaan sumber daya air berkelanjutan,
• Penguatan ketahanan pangan nasional,
• Perencanaan tata ruang dan mitigasi risiko bencana terkait iklim.
Amelia F Salim, sebagai Ketua Yayasan Era Sharaddha Indonesia yang menaungi lembaga Emil Salim Institute, menyampaikan Hasil forum diharapkan menjadi rekomendasi kebijakan strategis bagi pemerintah dalam merumuskan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang lebih komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan.
“ICCF 3 adalah momentum penting untuk memperkuat kesadaran publik dan merumuskan solusi nyata. Kita perlu memastikan bahwa ketahanan energi, air, pangan, dan wilayah tidak hanya menjadi agenda pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa,” ujar Amelia Salim
Tidak hanya itu, “Banyak pesan pesan dari Prof Emil Salim menitipkan langsung kepada Pak Eddy Soeparno berharap kepada beliau untuk memperhatikan persoalan Lingkungan dan perubahan iklim” Ujar Amelia Salim Selaku Ketua Yayasan Era Sradha Indonesia
“Prof Emil Salim berharap kepada Wakil Ketua MPR RI untuk menerima aspirasi masukan masukan prof emil salim mengenai Ekonomi Karbon” Ujar Amelia Salim Selaku Ketua Yayasan Era Sradha Indonesia
“Pesan Prof Emil Salim mengenai Ekonomi Karbon juga didukung dan direspon langsung secara positif oleh Ibu Maria Elka Pangestu Selaku Utusan Khusus Presiden RI Bidang Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral mengenai UU Karbon di Indonesia”
E Kurniawan Padma, selaku Presiden Emil Salim Institute mengungkapkan, Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 diselenggarakan sebagai wadah strategis untuk memperkuat konsolidasi nasional menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP UNFCCC) ke-30 di Belém, Brasil. Melalui forum ini, Indonesia membangun dialog multipihak yang inklusif, mencakup unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat sipil, dan generasi muda, guna merumuskan rekomendasi kebijakan dan aksi nyata untuk mempercepat transisi menuju ketahanan iklim nasional.
“Sebagai bagian dari proses konsultatif menuju COP, ICCF mendorong tersusunnya Policy Brief dan Deklarasi Bersama sebagai representasi posisi dan komitmen nasional Indonesia terhadap penguatan NDC, peta jalan adaptasi, serta strategi pembiayaan dan transfer teknologi iklim. Forum ini juga menjadi ruang penting bagi generasi muda dan komunitas lokal untuk menyampaikan aspirasinya, yang akan dipertimbangkan dalam posisi negosiasi delegasi Indonesia di forum internasional” ujar E Kurniawan Padma.