KOMPASSINDO.COM, Palembang, Kamis 25 September 2025 — Kesadaran finansial kini menjadi bagian penting dari kedewasaan generasi muda. Hal inilah yang melatarbelakangi UIN Raden Fatah Palembang menyelenggarakan kegiatan edukasi dan literasi keuangan bertema “Maturing is Realizing: Sadar Kelola Keuangan Masa Kini”, yang dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi. Acara ini menjadi momentum untuk mengajak generasi Z memahami bahwa mengelola uang dengan bijak bukan sekadar kebutuhan sehari-hari, tetapi juga fondasi menuju masa depan yang lebih stabil.

Salah satu pesan utama yang ditegaskan dalam kegiatan ini adalah perubahan istilah dari “pinjol” yang identik dengan praktik ilegal, menjadi PINDAR (pinjaman daring) yang diawasi secara resmi oleh OJK. Perubahan ini bukan sekadar penyebutan, melainkan penegasan bahwa layanan pembiayaan berbasis teknologi dapat menjadi solusi sah, aman, dan inklusif ketika digunakan dengan benar. Bagi mahasiswa dan Gen Z, hal ini relevan karena mereka adalah pengguna terbesar layanan digital, termasuk dompet elektronik, perbankan digital, paylater, hingga fintech lending yang semakin melekat pada gaya hidup. Tren menunjukkan bahwa generasi ini menginginkan akses keuangan yang serba cepat, transparan, dan mudah dipersonalisasi, serta mulai melirik investasi digital berskala kecil untuk menambah pengalaman finansial sejak dini.

Dalam diskusi yang berlangsung, ketiga narasumber acara yaitu, Vincent Sebastian, GM of Marketing & Operations DanaBagus (PT Dana Bagus Indonesia), menuturkan, “Fintech lending yang tumbuh sehat sebagai PINDAR harus mengutamakan integritas dan kepercayaan agar dapat mendukung akses keuangan produktif bagi semua lapisan masyarakat.” Martior Siregar, Direktur Modal Nasional (PT Solusi Teknologi Finansial), menambahkan, “Generasi Z harus melek finansial digital sebagai pondasi agar mereka bukan sekadar konsumen teknologi finansial, melainkan pelaku yang cerdas dan bertanggung jawab.” Sementara itu, Safety Wellya, Direktur Finance Adamodal (PT Solid Fintek Indonesia), menekankan, “Teknologi keuangan berkembang sangat cepat — jika generasi muda mampu memanfaatkannya dengan tepat, manfaatnya akan terasa nyata dalam memperkuat kemandirian dan inklusi keuangan.”

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat indeks literasi keuangan Indonesia telah mencapai 66,46 persen dan inklusi keuangan 80,51 persen, meningkat dari periode sebelumnya. Di Sumatera Selatan, angka inklusi tercatat lebih tinggi dari rata-rata nasional, yakni sekitar 88,6 persen. Meski demikian, tingkat literasi masih menjadi pekerjaan rumah, khususnya dalam pemahaman produk digital. Kota Palembang sendiri menunjukkan tren keuangan digital yang positif dengan peningkatan signifikan pada transaksi bank digital, di mana generasi Z menjadi kelompok pengguna paling dominan.

Sebagai penutup, ketiga narasumber sepakat bahwa generasi muda memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan keuangan digital Indonesia. Mereka berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga agen perubahan yang mendorong literasi keuangan, memanfaatkan PINDAR secara bijak, dan berani mengambil bagian dalam inovasi keuangan yang sehat, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *