JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 21 Agustus 2025 – Indonesia Women Summit 2025 resmi diperkenalkan dalam press conference yang digelar di Ruang Malahayati, Gedung KOWANI, Jakarta, Kamis (21/8). Acara tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum Business and Professional Women Indonesia-Yatnawati Kertini – disingkat (BPWI–YK) sekaligus Ketua Panitia Indonesia Women Summit 2025, Dr. Ir. Anita DA Kolopaking, SH., MH, didampingi Sekjen BPWI–YK, Atiek Sardjana, yang juga menjabat sebagai salah satu Wakil Ketua KOWANI.

Dalam kesempatan itu, Dr. Anita Kolopaking menyampaikan bahwa Indonesia Women Summit 2025 merupakan agenda strategis yang tidak hanya menjadi wadah silaturahmi, tetapi juga ruang diskusi, kolaborasi, dan pertukaran gagasan bagi perempuan Indonesia lintas profesi dan bidang usaha. Menurutnya, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan sinergi yang lebih kuat dalam memperjuangkan hak, peran, dan kontribusi perempuan di tingkat nasional maupun global.

“Sejak awal berdirinya, BPWI–YK hadir sebagai organisasi yang mendorong para perempuan untuk berdaya, berinovasi, serta mampu menembus batas-batas ruang domestik menuju panggung profesional. Saat ini, sekitar 75% anggota kami berasal dari kalangan profesional seperti dokter, pengacara, notaris, akademisi, dan wirausaha. Sementara 25% lainnya adalah para ibu rumah tangga yang tidak kalah penting perannya dalam membentuk generasi unggul. Perpaduan antara profesionalisme dan peran domestik inilah yang menjadi kekuatan besar perempuan Indonesia,” jelas Dr. Anita Kolopaking.

Lebih jauh, Anita juga menyinggung sejarah panjang berdirinya organisasi yang kini dikenal sebagai BPWI–YK. Awalnya organisasi ini menggunakan nama International Federation Business and Professional Women saat masuk ke Indonesia tahun 1975 oleh Baby Huwae. Kami berafiliasi dengan organisasi internasional berbasis di London.

Berkat perjuangan tokoh-tokoh perempuan nasional seperti Ibu Tien Soeharto sebagai pelindung, sedangkan sebagai pendiri Ibu Baby Huwae, Ibu Luki Irsan Radjimin, Pudjiati Aziz
Sun Yachya, Dra. HNA Rangkuti, Siti Bambang Utoyo, Nursyah Kartakusumah, Ibu Sumartini Tjokrodimulyo. Kini yang masih hidup ibu Sumartini dalam usia menjelang 98 th. Saat masuk ke Indonesia dg nama international Federation Business and Professional Women oleh ibu Tien Soeharto tidak setuju dengan nama asing, maka diputuskanlah untuk menegaskan identitas Indonesia dengan nama Yatnawati Kertini, yang berasal Dari bahasa Sansekerta yang berarti “Perempuan Profesional Pekerja Keras”. Hal ini sebagai bagian dari semangat kebangsaan. Namun prinsip utama kami adalah menjunjung tinggi nilai dan martabat perempuan Indonesia. Dengan identitas ini, kami ingin menunjukkan bahwa perempuan Indonesia mampu bersaing secara global, tanpa kehilangan akar budaya dan nasionalismenya,” tambah Anita.

Sekjen BPWI–YK, Atiek Sardjana, turut menekankan bahwa forum besar seperti Indonesia Women Summit 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah gerakan kolektif. “Harapan kami, kegiatan ini akan melahirkan rekomendasi-rekomendasi penting yang dapat menjadi masukan bagi pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat luas dalam menciptakan ekosistem yang ramah terhadap perempuan. Kami ingin mendorong agar setiap perempuan, baik di kota besar maupun daerah, mendapatkan akses dan kesempatan yang setara untuk berkembang,” ujarnya.

Press conference ini juga dihadiri oleh Ketua Umum KOWANI, Nannie Hadi Tjahjanto, beserta jajaran pengurus pusat KOWANI dan perwakilan berbagai organisasi perempuan. Kehadiran mereka menegaskan adanya dukungan penuh dari organisasi payung perempuan Indonesia terhadap pelaksanaan Indonesia Women Summit 2025.

Indonesia Women Summit 2025 sendiri rencananya akan menghadirkan berbagai sesi penting, mulai dari keynote speech tokoh nasional dan internasional, diskusi panel tentang kepemimpinan perempuan, hingga networking session yang mempertemukan perempuan lintas generasi, profesi, dan daerah. Forum ini diharapkan menjadi ruang inspirasi yang tidak hanya mengangkat isu kesetaraan gender, tetapi juga menampilkan kontribusi nyata perempuan Indonesia dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, hingga diplomasi internasional.

“Perempuan Indonesia memiliki potensi luar biasa. Dengan semakin banyaknya ruang yang terbuka, kami percaya Indonesia Women Summit 2025 akan menjadi katalisator lahirnya pemimpin-pemimpin perempuan baru, wirausaha tangguh, akademisi inspiratif, hingga ibu rumah tangga yang berdaya dalam mendidik generasi unggul. Semua peran itu sama-sama penting untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing,” pungkas Anita Kolopaking.

Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, Indonesia Women Summit 2025 diharapkan menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan gerakan perempuan Indonesia, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekosistem kepemimpinan perempuan yang semakin kuat di dunia internasional.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *