JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 22 Agustus 2025 – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) kembali mencetak kesuksesan melalui penyelenggaraan Training to Miners Seri ke-7 yang berlangsung pada 20–22 Agustus 2025 di Hotel RedTop Pecenongan, Jakarta. Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi pelaku industri pertambangan nikel untuk memperdalam pengetahuan, memahami regulasi terbaru, sekaligus membangun jejaring yang kuat demi mendorong tata kelola pertambangan yang transparan dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Ense D.C. Solapung, menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi mendalam kepada seluruh peserta, pemangku kepentingan, serta pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya acara. “Kami memohon maaf karena kegiatan ini sempat mengalami dua kali penjadwalan ulang. Namun kami bersyukur bahwa dukungan dari pemerintah, asosiasi, akademisi, hingga pelaku industri tetap luar biasa sehingga Training to Miners Seri ke-7 dapat terselenggara dengan baik dengan mencapai target 100 peserta,” ujarnya.
*Isu Strategis yang Dibahas
Selama tiga hari, peserta dibekali dengan beragam materi strategis yang relevan dengan dinamika industri pertambangan nikel nasional. Topik yang menjadi sorotan antara lain:
- RKAB 1 Tahun: Implikasi, Peluang, dan Kesiapan Industri Pertambangan Nikel
- Perhitungan dan Optimalisasi Royalti Sektor Pertambangan
- Revisi Formula Harga Patokan Mineral (HPM) dan dampaknya terhadap industri
- Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan regulasi perpajakan terbaru
- Kebijakan kenaikan Upah Minimum 6,596% di sektor pertambangan
- Sosialisasi Undang-Undang Keinsinyuran Pertambangan
- Penerapan Biodiesel B40 sebagai upaya mendukung ketahanan energi nasional
- Integrasi prinsip ESG dan kepatuhan lingkungan, termasuk PROPER serta pengelolaan limbah B3 & non-B3
- Indonesia Metals Exchange sebagai pilar transparansi harga nikel nasional
“Materi yang disampaikan sangat relevan, tidak hanya menjawab tantangan industri hari ini, tetapi juga mengarahkan kita pada tata kelola pertambangan nikel yang berkelanjutan dan memiliki daya saing global,” tambah Ense D.C. Solapung.
*Dukungan Pemerintah dan Sponsor
Kesuksesan acara ini juga berkat sinergi bersama pemerintah dan dunia usaha. Beberapa instansi pemerintah yang turut berperan di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Hubungan Industrial dan Pengupahan Kementerian Ketenagakerjaan, serta Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Selain itu, dukungan sponsor juga menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan acara.
- Gold Sponsor: PT Adhi Kartiko Pratama Tbk., PT Bumi Morowali Utama
- Silver Sponsor: PT Pam Mineral Tbk., PT Anindya Wiraputra Konsult
- Bronze Sponsor: PT Pelayaran Samudera Rizgi, PT Carsurin Tbk., PT Wana Kecana Mineral, PT Lab Sistematika Indonesia
*Harapan untuk Industri Pertambangan
Ketua Panitia menegaskan bahwa Training to Miners bukan sekadar forum pelatihan, tetapi juga wadah kolaborasi. “Harapan kami, para peserta dapat membawa pulang pengetahuan baru, membangun jejaring strategis, dan menjadi agen perubahan dalam mendorong tata kelola pertambangan yang lebih transparan, profesional, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ense D.C. Solapung yang adalah Ketua Bidang Perizinan DPP APNI juga menekankan pentingnya peran industri pertambangan nikel dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, terutama di tengah meningkatnya permintaan global terhadap nikel sebagai bahan baku energi bersih. “Melalui kegiatan ini, kita berharap kontribusi sektor nikel tidak hanya berdampak pada devisa negara, tetapi juga memperkuat komitmen Indonesia dalam transisi energi hijau dan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.