JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Penatua HKBP Resort Cinere, Binton Jhonson Nadapdap, S.Sos., M.M., hadir dalam kegiatan “Long March dan Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup” yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta, Senin (18/8). Aksi ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap kelestarian ciptaan Tuhan sekaligus bentuk keprihatinan atas krisis lingkungan yang melanda kawasan Danau Toba dan Tapanuli Raya.
Dalam kegiatan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, isu-isu mendesak seperti penggundulan hutan, pencemaran air Danau Toba, bencana ekologis, hingga kriminalisasi masyarakat adat yang memperjuangkan haknya kembali disuarakan secara tegas.
Kepada awak media, Binton Jhonson Nadapdap menekankan pentingnya perjuangan kolektif untuk merawat bumi, terutama di kawasan Danau Toba yang menjadi ikon budaya dan pariwisata dunia.
“Saya melihat bagaimana orang Batak harus berjuang dalam banyak hal, terutama untuk generasi mendatang. Bumi ini harus dirawat, dan itu adalah perjuangan besar. HKBP bersama jemaat tentu terpanggil untuk menjaga Danau Toba agar tetap lestari,” ujarnya.
Menurut Binton, menjaga lingkungan tidak hanya sebatas persoalan ekologis, melainkan erat kaitannya dengan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ia menilai bahwa keberlanjutan lingkungan justru bisa membuka ruang bagi terciptanya lapangan kerja baru yang lebih ramah terhadap alam.
“Kita perlu duduk bersama, baik pemerintah, pengusaha, tokoh masyarakat, maupun jemaat, agar persoalan lingkungan tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi semata. Kesehatan lingkungan adalah kunci utama, sebab dengan lingkungan yang sehat, ekonomi pun akan terjaga,” tegasnya.
Lebih jauh, Binton mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif di kalangan masyarakat Batak, termasuk para perantau yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Menurutnya, keterlibatan diaspora Batak dapat memberi kekuatan besar dalam menjaga kelestarian Danau Toba.
“Jika kita bersatu, enam juta orang Batak pasti mampu memperjuangkan sesuatu yang baik. Jangan hanya berpikir soal pembangunan fisik, tapi mari kita jaga hutan, flora dan fauna, serta ekosistem Danau Toba agar tetap menjadi warisan indah bagi anak cucu kita,” katanya.
Sebagai kandidat doktor sekaligus politisi, Binton menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah tanggung jawab moral, spiritual, dan sosial. Ia pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung langkah-langkah HKBP serta tokoh adat dan masyarakat dalam mengawal kelestarian Danau Toba dan wilayah Tapanuli Raya.
“Kita tidak boleh membiarkan ada yang tersakiti, baik masyarakat adat maupun lingkungan. Saatnya kita bersatu, demi kemanusiaan, demi alam, dan demi masa depan generasi mendatang,” pungkasnya.