JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) menggelar Dialog Kebangsaan sekaligus melantik Pengurus Pusat IKA Unpad periode 2024–2028 di Jakarta, Minggu (9/2). Acara ini mengusung tema “Tumbuh Bersama, Gerak Bersama, dan Besar Bersama,” dengan harapan memperkuat peran alumni dalam pembangunan nasional.
Dalam Dialog Kebangsaan yang digelar, para peserta membahas tema “Penegakan Kembali Ekonomi Pancasila Menuju Keadilan Sosial di Indonesia.” Diskusi ini diharapkan mampu memberikan perspektif dan gagasan baru mengenai penerapan nilai-nilai ekonomi Pancasila dalam sistem perekonomian Indonesia.
Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2024–2029, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran alumni dalam mengembangkan ekosistem yang kuat untuk Unpad. Ia juga memperkenalkan jajaran pimpinan universitas yang hadir, termasuk para wakil rektor dari berbagai bidang.
“Saya ingin mengenalkan sahabat-sahabat saya, tim kami di Unpad yang mengurusi berbagai aspek universitas. Ada Wakil Rektor Bidang Akademik yang merupakan ahli psikologi, Wakil Rektor Bidang Keuangan, serta beberapa lainnya dari bidang farmasi, riset, dan sumber daya. Bersama mereka, kami mengemban amanah untuk membawa Unpad ke arah yang lebih baik,” ujar Prof. Arief.
Peran Alumni sebagai Kekuatan Besar Unpad
Dalam kesempatan itu, Prof. Arief menegaskan bahwa peran IKA Unpad tidak boleh terbatas hanya sebagai wadah nostalgia atau ajang reuni. Ia berharap para alumni dapat lebih aktif dalam memberikan kontribusi nyata bagi universitas, masyarakat, dan negara.
“Alumni Unpad bukan sekadar komunitas yang sekadar berkumpul untuk mengenang masa lalu. Kita harus melihat ke depan dan menciptakan sesuatu yang lebih besar. Saat ini, Unpad memiliki sekitar 40.000 mahasiswa dan ribuan dosen. Sementara itu, jumlah alumni yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 400.000 orang. Ini adalah potensi luar biasa yang harus kita manfaatkan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti dinamika dunia pendidikan yang semakin kompetitif, termasuk kehadiran perguruan tinggi asing di Indonesia. Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Unpad untuk terus berkembang dan berinovasi.
“Di Bandung saja, kini ada sekitar 40 perguruan tinggi, termasuk tiga perguruan tinggi asing. Ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan semakin terbuka dan kompetitif. Oleh karena itu, Unpad tidak bisa hanya berjalan sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan alumni dan berbagai pihak untuk terus maju,” katanya.
Kolaborasi untuk Manfaat yang Lebih Besar
Prof. Arief juga mengungkapkan bahwa Unpad terus berupaya agar keberadaannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah satu contoh nyata kontribusi Unpad adalah keterlibatan dalam penyelesaian masalah lingkungan di Kota Bandung.
“Baru-baru ini saya diundang oleh Wali Kota Bandung terpilih untuk berdiskusi mengenai solusi permasalahan sampah. Ini adalah bukti nyata bahwa Unpad bisa berperan aktif dalam pembangunan daerah. Saya berharap, alumni juga turut berkontribusi dalam berbagai bidang,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa IKA Unpad harus menjadi bagian dari solusi bagi permasalahan bangsa. Dengan sinergi yang kuat antara universitas dan alumninya, Unpad dapat berperan sebagai lokomotif kemajuan Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya yakin di bawah kepemimpinan Kang Ferry, IKA Unpad akan semakin maju dan memberikan manfaat yang lebih besar. Saya juga mengapresiasi kepengurusan sebelumnya yang telah membawa Unpad ke level yang lebih tinggi. Semoga kepengurusan yang baru ini dapat terus bersinergi dan berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Prof. Arief mengajak seluruh alumni untuk bergerak bersama demi kemajuan Unpad dan Indonesia.
“Apa yang kita lakukan hari ini bukan hanya untuk Unpad, tetapi juga untuk generasi mendatang dan untuk bangsa ini. Mari kita bersama-sama menjadikan Unpad lebih relevan, lebih bermanfaat, dan lebih dihormati di kancah internasional,” pungkasnya.