JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, Selasa (15/7/2025) – Senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Alfiansyah Bustami atau yang lebih dikenal dengan nama Komeng, menghadiri acara tahlilan hari ketiga wafatnya almarhumah Rubiah Ema Susanti, putri dari H. Suleman L. Hamzah, di kediaman duka di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Komeng didampingi oleh Gus Adib Fuad, anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan Papua Selatan.

Kepada awak media, Komeng menyampaikan rasa duka dan kesan pribadinya atas kepergian almarhumah, sekaligus menghormati hubungan eratnya dengan keluarga besar H. Suleman.

“Pak Suleman adalah orang tua dari almarhumah Ibu Santi, dan juga orang tua dari sahabat saya, Gus Adib. Jadi, beliau juga saya anggap sebagai ayah saya,” ujar Komeng.

Komeng mengisahkan bahwa dirinya baru mendapat kabar duka tersebut sehari sebelumnya. Ia datang bersama Gus Adib dari Jawa Tengah dan langsung menuju lokasi tahlilan tanpa sempat kembali ke tempat tinggalnya.

“Kami langsung ke sini dari kantor, belum sempat pulang, jadi mohon maaf kalau tadi belum mandi. Tapi tenang, ini hadast kecil, bukan hadast besar,” ujar Komeng sambil berseloroh, mencairkan suasana duka dengan candaan khasnya.

Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam dan menyatakan keikutsertaannya dalam kesedihan keluarga besar H. Suleman.

“Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhumah diberikan tempat terbaik di sisi Allah,” tambahnya.

Sementara itu, Gus Adib Fuad juga memberikan tanggapannya terkait kehadiran Komeng di tengah keluarga duka. Dengan nada bercanda, ia menyampaikan:

“Alhamdulillah tadi Pak Komeng hapal Surat Yasin dari awal sampai akhir. Saya kira tadinya baca ‘Yasa’, ternyata benar bacanya Yasin. Makanya beliau pantas jadi Ketua PBNU – Pengurus Besar Nahdlatul Uhuy,” ucap Gus Adib, mengundang gelak tawa hadirin.

Dalam tausiyahnya malam itu, Gus Adib menekankan pentingnya sikap ridha dalam menerima takdir Allah SWT.

“Apapun yang diberikan Allah adalah pilihan terbaik. Orang yang beriman adalah yang mampu ridha, karena ketika kita menerima, maka Allah akan memberi kita Mardhiah – keridhaan-Nya,” ujar Gus Adib.

Acara tahlilan berlangsung khidmat, penuh doa, kekeluargaan, serta refleksi spiritual atas nilai-nilai keimanan dan ketabahan dalam menghadapi musibah.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *