ICE BSD CITY, KOMPASSINDO.COM, 25 April 2025 – Gelaran International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2025 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City menjadi momentum penting dalam dunia bisnis waralaba. Salah satu sorotan utama acara ini adalah pandangan dari Hary K. Nugroho, MBA, seorang dosen dan pakar bisnis, yang menekankan pentingnya membangun bisnis waralaba berbasis etika.
Dalam sesi wawancara bersama media, Hary K. Nugroho mengangkat tema “Membangun Bisnis Sukses dengan Waralaba Beretika”, di mana ia mengingatkan para calon pengusaha untuk tidak hanya fokus pada potensi keuntungan, tetapi juga memperhatikan integritas bisnis, rekam jejak, dan keberlanjutan merek waralaba yang akan dipilih.
“Ajang seperti IFRA ini menjadi sumber informasi yang sangat berharga bagi siapa saja yang ingin mencari peluang usaha baru. Ada banyak brand yang sudah teruji dan punya rekam jejak panjang, namun ada pula yang baru memulai. Penting bagi kita untuk jeli membedakan mana yang benar-benar kuat dan mana yang hanya bersifat musiman,” ujar Hary.
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi global menuntut calon pebisnis untuk lebih selektif dan cerdas dalam mengambil keputusan bisnis. Ia menyarankan para pencari peluang usaha untuk melakukan kajian mendalam, terutama terhadap konsistensi kinerja dan daya tahan merek di tengah perubahan pasar.
“Tidak semua bisnis mampu bertahan menghadapi dinamika ekonomi saat ini. Oleh karena itu, penting untuk belajar dari bisnis yang sudah terbukti mampu bertahan dalam jangka panjang,” tambahnya.
Kriteria Memilih Waralaba yang Tepat
Hary menegaskan bahwa dalam memilih waralaba, ada dua indikator utama yang perlu diperhatikan. Pertama, masa eksistensi merek minimal tiga hingga lima tahun, yang menunjukkan kestabilan bisnis. Kedua, perkembangan jumlah outlet yang konsisten sebagai indikator pertumbuhan yang sehat.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menilai kredibilitas franchisor, bukan hanya sekadar melihat angka-angka pertumbuhan.
“Jangan terbuai dengan data yang tampak menggiurkan. Pelajari juga sejarah perusahaan, bagaimana mereka mengelola bisnis, serta bagaimana reputasi mereka di mata mitra dan pelanggan,” tegas Hary.
Dorongan untuk Mendukung UMKM dan Wirausaha Muda
Lebih jauh, Hary menyampaikan harapannya agar pemerintah dan penyelenggara acara semakin aktif memfasilitasi perkembangan UMKM, khususnya bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha.
“Anak-anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berinovasi dan membangun bisnis. Namun mereka kerap menghadapi hambatan klasik seperti sulitnya akses permodalan, birokrasi perizinan yang rumit, hingga pajak yang membebani. Ini semua harus segera dibenahi,” tutur Hary.
Ia berharap ada lebih banyak program pelatihan kewirausahaan, penyederhanaan perizinan, serta kemudahan akses pembiayaan bagi para pelaku usaha muda, sehingga mereka dapat berkembang lebih cepat dan lebih kokoh.
Hary juga menekankan bahwa mengurangi hambatan usaha kecil bukan hanya sekadar membantu individu, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi nasional.
Ajak Peserta Berpikir Jangka Panjang
Menutup sesi tersebut, Hary mengajak semua pihak untuk melihat peluang bisnis secara lebih strategis dan jangka panjang, tidak hanya mengejar tren sesaat.
“Kami berharap semangat berwirausaha ini tumbuh tidak hanya di Jakarta, tetapi juga menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Dengan begitu, kita akan melahirkan lebih banyak wirausaha muda yang sukses dan mampu menciptakan lapangan kerja baru,” pungkasnya.

Tentang IFRA 2025
IFRA 2025 merupakan ajang tahunan yang mempertemukan berbagai pelaku bisnis waralaba, lisensi, dan konsep usaha, dari dalam maupun luar negeri. Pameran ini menghadirkan ratusan brand dari berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, ritel, hingga jasa pendidikan dan teknologi.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi bagi pemilik bisnis, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi para calon wirausaha dalam memahami dunia waralaba secara lebih mendalam.
Dengan antusiasme tinggi dari peserta dan pengunjung, diharapkan IFRA 2025 menjadi pemicu pertumbuhan ekosistem wirausaha yang lebih beretika, inovatif, dan berkelanjutan di Indonesia. Tidak hanya di kota besar, namun juga di seluruh penjuru tanah air.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *