JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Sosok Dodi Kurniawan, Owner dari brand Dapur Afifah, mencuri perhatian pengunjung bazar dalam rangkaian acara Rapat Kerja Teknis Densus 88 AT Polri T.A. 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (22/4). Dapur Afifah merupakan salah satu UMKM binaan Densus 88 Satgas D.I Yogyakarta yang tampil memeriahkan acara tersebut dengan aneka produk olahan makanan khas rumahan.
Dalam wawancara langsung di stand bazar, Dodi menceritakan perjalanan hidupnya yang inspiratif. Ia mengungkapkan bahwa dirinya adalah mantan narapidana kasus terorisme (eks napiter) yang dahulu berperan dalam Yayasan Advokasi Jama’ah Islamiyah (JI) . Kini, ia memilih jalan baru dengan merintis usaha bersama sang istri.
“Saya dan istri membangun usaha ini dari rumah. Produknya macam-macam, ada kue kering, kue basah, roti manis, hingga kue bolu. Saya lebih fokus ke bagian produksinya,” ujar Dodi dengan senyum penuh semangat. “Kalau soal pemasaran, sementara ini masih lokal di Jogja, tapi produk kami juga sudah dibawa ke luar kota.”
Menurut Dodi, usaha rumahan yang kini diberi nama Dapur Afifah itu sejatinya sudah dirintis sejak tahun 2005. Namun, ia mulai serius mengembangkannya dalam beberapa tahun terakhir setelah mendapatkan pendampingan dari Densus 88 melalui program pemberdayaan UMKM eks napiter.
“Pendampingan dari Densus 88 sangat membantu. Kami rutin dikunjungi setiap bulan ke rumah, diberi bimbingan dan motivasi untuk terus berkembang,” katanya.
Dalam acara bazar tersebut, Dodi membawa sekitar 70 item produk makanan. “Kalau jenisnya ada empat, seperti brownies, dua jenis kue kering, dan satu jenis cheese stick. Semuanya buatan rumahan dan kualitasnya terjaga,” jelasnya.
Dodi pun menyampaikan harapannya agar program pembinaan seperti ini terus berlanjut dan ditingkatkan. Ia mengungkapkan, selain bimbingan rutin, bantuan modal usaha juga sangat dibutuhkan agar para pelaku UMKM seperti dirinya bisa lebih maju dan mandiri.
“Alhamdulillah, kami diberi kesempatan untuk tampil di acara besar seperti ini. Terima kasih kepada Bapak Kapolri dan Kadensus yang sudah banyak membantu kami para eks napiter. Harapannya ke depan kami bisa terus berkembang,” tuturnya.
Dodi juga berharap ada dukungan lebih lanjut dalam hal legalitas produk seperti pengurusan label halal, akses pemasaran online melalui jaringan yang dimiliki Densus 88, serta bantuan alat produksi dan bahan baku yang mendukung peningkatan kapasitas produksi.
“Kami ini ingin membuktikan bahwa bisa bangkit, bisa berubah. Lewat usaha ini, saya ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan tidak lagi kembali ke masa lalu,” pungkas Dodi.
Dapur Afifah kini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana program pembinaan dan pemberdayaan eks napiter dapat membuahkan hasil positif. Dengan semangat untuk berubah dan didukung oleh sinergi yang kuat antara negara dan masyarakat, harapan untuk kehidupan yang lebih baik bukan lagi sekadar mimpi.