JAKARTA, KOMPASSINDO.COM — Semangat kebersamaan dan cinta kampung halaman menyatu dalam perhelatan Halal Bi Halal (HBH) masyarakat Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang digelar meriah di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, Jakarta, Sabtu, 19 April 2025. Acara ini mempertemukan ribuan warga Tabagsel lintas komunitas yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
Momentum ini menjadi bukti nyata bahwa meskipun berada di perantauan, masyarakat Tabagsel tetap memegang erat nilai kekeluargaan dan tidak melupakan akar budaya serta tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap kemajuan kampung halaman. Di bawah kepemimpinan Ketua Panitia Pelaksana, Ongku Parmonangan Hasibuan, acara ini bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan awal dari semangat kolektif menuju pembangunan yang lebih besar dan terarah.
Silaturahmi Sekaligus Konsolidasi Kekuatan
Dalam wawancara dengan awak media, Ongku menegaskan bahwa HBH ini memiliki misi besar: menyatukan kekuatan warga Tabagsel di perantauan demi mendukung percepatan pembangunan daerah asal. Ia menyoroti keberadaan lebih dari 150 komunitas Tabagsel yang tersebar di Jabodetabek, mulai dari parsadaan marga hingga komunitas alumni sekolah dan asal daerah.
“Banyaknya organisasi ini merupakan kekayaan, tapi juga tantangan. Sumber daya kita terpecah-pecah. Karena itu, kita perlu menyatukan langkah agar bisa bergerak bersama secara terstruktur, tidak sporadis,” ujar Ongku.
Menurut Ongku, langkah konsolidasi ini penting agar kekuatan diaspora Tabagsel dapat difokuskan ke arah yang lebih strategis. Ia percaya, jika digerakkan dengan perencanaan matang, masyarakat Tabagsel di perantauan bisa menjadi kekuatan besar yang mendukung pembangunan di lima kabupaten/kota hasil pemekaran dari Tapanuli Selatan.
Dihadiri Ratusan Tokoh Nasional
HBH Tabagsel tahun ini menjadi panggung berkumpulnya lebih dari 100 tokoh nasional asal Tabagsel. Di antara yang hadir atau diundang adalah tokoh senior seperti Mulia Panusunan Nasution (mantan Sekjen Kemenkeu), Todung Mulya Lubis (ahli hukum), Bomer Pasaribu (Menteri Tenaga Kerja 1999-2001), Aulia Tantowi Pohan (mantan Deputi Gubernur BI), dan masih banyak lagi.
Dari parlemen, hadir pula para anggota DPR RI seperti Marwan Dasopang, Anshory Siregar, dan Saleh Partaonan Daulay. Kehadiran mereka menjadi cerminan bahwa Tabagsel memiliki warisan tokoh yang kuat di kancah nasional, dan kini saatnya potensi itu diarahkan untuk pembangunan kampung halaman.
“Kita sudah pernah punya Wakil Presiden seperti Adam Malik Batubara, jenderal besar seperti AH Nasution, menteri dari masa ke masa, dan tokoh nasional lain. Ini aset besar yang harus kita kapitalisasi demi kemajuan Tabagsel,” tegas Ongku.
Infrastruktur: PR Besar untuk Tabagsel
Salah satu sorotan utama Ongku dalam pidatonya adalah minimnya perhatian pembangunan infrastruktur ke wilayah Tabagsel. Ia menyayangkan bahwa hingga kini belum ada satu pun proyek dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menyentuh Tabagsel.
“Pembangunan jalan tol Trans Sumatera hanya sampai Sibolga dan Parapat. Padahal Tabagsel punya potensi besar di sektor perkebunan, tambang, hingga energi baru terbarukan. Kita punya emas di Batangtoru, panas bumi di Sipirok dan Mandailing, serta PLTA di Batangtoru. Semua itu mendukung visi ketahanan pangan dan energi nasional,” katanya.
Ongku juga menegaskan pentingnya keberadaan infrastruktur seperti jalan tol dan kereta api untuk memangkas biaya logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. “Pariwisata pun tidak akan bisa berkembang kalau akses ke daerah tidak memadai,” ujarnya.
Ajakan untuk Bersatu dalam Perencanaan Wilayah
Ongku menekankan bahwa membangun Tabagsel tidak bisa dilakukan secara terpisah antar kabupaten. Ia mendorong kelima kepala daerah di wilayah Tabagsel—Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan—untuk menyusun perencanaan wilayah secara terpadu.
“Ini bukan lagi soal per daerah. Kita bicara Tabagsel sebagai satu kawasan. Lima kepala daerah harus duduk bersama, menyusun perencanaan yang holistik dan komprehensif,” tegas Ongku. Ia juga menyampaikan bahwa kelima kepala daerah tersebut telah diundang dalam acara HBH ini dan memberikan dukungan atas inisiatif tersebut.
Awal Gerakan Bersama untuk Masa Depan
HBH Tabagsel 2025 bukan hanya jadi ajang saling sapa, tetapi juga awal dari gerakan kolektif menuju masa depan yang lebih baik. Dengan semangat persatuan, sinergi antartokoh, dan dukungan diaspora, Tabagsel kini memiliki peluang besar untuk bangkit dan sejajar dengan daerah lain yang lebih dulu maju.
“Ini baru awal. Kita harus terus bergerak, berdiskusi, dan menyusun strategi bersama. Jika kita bersatu, saya yakin Tabagsel akan menjadi kekuatan baru di Sumatera Utara, bahkan Indonesia,” pungkas Ongku dengan penuh harap.
#TabagselBangkit #HBHTabagsel2025 #OngkuHasibuan #DiasporaTabagsel #BangunTabagsel