JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan ketersediaan stok ikan selama Ramadan dan Lebaran 2025 tetap aman. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar secara hybrid pada Rabu (5/3). Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut antara lain Lotharia Latif (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap), TB Haeru Rahayu (Direktur Jenderal Perikanan Budidaya), Budi Sulistiyo (Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan), serta Ishartini (Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan). Konferensi ini dipandu oleh moderator Anggieta Bonaffiati.

Produksi Perikanan Tetap Stabil Meski Cuaca Ekstrem
Dalam paparannya, Lotharia Latif menegaskan bahwa KKP terus menjalankan tugasnya dalam menjamin ketersediaan pasokan dan stabilitas harga ikan di pasaran. Hingga Maret 2025, produksi perikanan tangkap nasional mencapai 1,407 juta ton, dengan kebutuhan bulanan sekitar 510.000 ton. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kondisi cuaca ekstrem, terutama angin kencang dan curah hujan tinggi di wilayah barat Indonesia, yang berpotensi memengaruhi hasil tangkapan nelayan.
“Di wilayah timur, seperti Maluku dan Papua, kondisi cuaca relatif lebih baik, sehingga produktivitas nelayan tetap tinggi. Namun, kami tetap mengutamakan keselamatan nelayan dan memantau perubahan cuaca yang bisa berdampak pada hasil tangkapan,” ujar Lotharia.
Dari segi produksi, volume tertinggi tercatat di Jawa Tengah, sementara yang terendah berada di Bali. Harga ikan di tingkat produsen juga bervariasi, dengan harga tertinggi di Bangka Belitung dan Sumatera Barat, sementara harga terendah berada di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat.
Komoditas Ikan Unggulan untuk Ramadan dan Lebaran
Dalam menghadapi tingginya permintaan selama Ramadan dan Lebaran, KKP telah mengidentifikasi komoditas unggulan yang paling banyak dikonsumsi, seperti cumi-cumi, tongkol, ikan layang, kerapu, selar, baronang, dan kakap.
“Cumi-cumi memiliki produksi tertinggi di Jawa Tengah, sementara Maluku menjadi daerah dengan produksi terendah. Untuk tongkol, Jawa Tengah dan Jawa Barat memiliki produksi terbesar, sedangkan yang paling rendah ada di Sulawesi Utara. Hal serupa berlaku untuk ikan layang, dengan produksi tertinggi di Jawa Tengah dan terendah di Sumatera Utara,” jelas Lotharia.
Untuk memastikan distribusi ikan berjalan lancar, KKP menggunakan sistem pemantauan terintegrasi yang mencatat volume produksi di pelabuhan perikanan, harga di tingkat produsen, serta pergerakan stok di berbagai wilayah.
Stok Ikan di Kota-Kota Besar Masih Aman
Berdasarkan pemantauan KKP di delapan kota besar, ketersediaan stok ikan selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri masih mencukupi. Di Jakarta, misalnya, produksi dari Januari hingga Maret mencapai 43.635 ton, dengan stok mencapai 92.000 ton, sementara kebutuhan hanya 103.000 ton. Ini berarti ketersediaan ikan di ibu kota masih melebihi kebutuhan sebesar 131%.
Di Surabaya, produksi mencapai 4.727 ton dengan stok 23.190 ton dan kebutuhan 24.966 ton, sehingga masih ada surplus sebesar 111%. Data ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pasokan ikan di kota-kota besar masih dalam kondisi aman.
“Kami juga telah melakukan pengecekan langsung tiga hari sebelum Ramadan dan menggelar rapat koordinasi dengan seluruh kepala pelabuhan perikanan di Indonesia. Kami memastikan distribusi ikan berjalan lancar dan harga tetap stabil,” ujar Lotharia.
Jaminan Kualitas dan Keamanan Ikan
Selain memastikan ketersediaan stok, KKP juga melakukan pengawasan mutu ikan yang beredar di pasar. Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan telah melakukan monitoring di berbagai wilayah, seperti Bangka Belitung, Maluku Utara, Jakarta, Kalimantan Selatan, dan NTB.
“Kami mengambil sampel ikan di tempat pendaratan, pasar modern, pasar tradisional, dan unit pengolahan ikan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ikan segar yang beredar memenuhi standar mutu dan bebas dari kandungan formalin serta histamin dalam batas aman,” jelas Ishartini.
KKP Pastikan Harga Ikan Tetap Stabil
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, TB Haeru Rahayu, menambahkan bahwa selain perikanan tangkap, produksi ikan dari sektor budidaya juga berperan dalam menjaga kestabilan pasokan dan harga ikan. KKP memastikan stok ikan budidaya tetap tersedia untuk memenuhi permintaan selama Ramadan dan Lebaran.
“Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta pelaku usaha perikanan, kami memastikan distribusi ikan berjalan lancar. Jika terjadi lonjakan harga, kami siap melakukan intervensi di lapangan untuk menstabilkan harga,” katanya.
Secara keseluruhan, KKP menegaskan bahwa pasokan ikan selama Ramadan dan Idul Fitri 2025 dalam kondisi aman. Dengan produksi yang stabil, distribusi yang terpantau, serta pengawasan mutu yang ketat, masyarakat dapat menikmati ikan segar dengan harga yang wajar sepanjang bulan puasa hingga Lebaran.