KOMPASSINDO.COM, HPSMI menegaskan komitmennya membangun pertanian nasional yang kuat, modern, dan berpihak pada petani menuju terwujudnya Desa Petani Bahagia. Ketua Umum HM. Gunther Gemparalam menyampaikan bahwa HPSMI kini berada dalam masa transisi dan sedang melakukan evaluasi total terhadap struktur organisasi dari pusat hingga daerah agar lebih elastis dan efektif dalam pemberdayaan petani.
Dalam waktu dekat, HPSMI akan meluncurkan Aplikasi Digital HPSMI yang memungkinkan akses informasi pertanian secara real time hingga ke desa terpencil. Digitalisasi ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga menyentuh aspek yang selama ini kurang diperhatikan, yaitu pasca panen. Melalui sistem digital tersebut, HPSMI berupaya memastikan stok gudang petani dalam bentuk apapun tetap terjaga, terdokumentasi, dan dapat dipantau secara terbuka. Penekanan ini dilakukan agar petani memiliki kontrol lebih kuat terhadap hasil panennya, termasuk pengelolaan pasca panen yang selama ini belum tersentuh kebijakan strategis.
Renstra HPSMI 2025–2027 disusun untuk menempatkan petani sebagai pelaku utama ketahanan pangan nasional. Kebijakan remunerasi perhatian menjadi bagian penting untuk menjaga ketersediaan pangan yang terjangkau tanpa mengurangi kesejahteraan petani. HPSMI menilai bahwa ketahanan pangan hanya dapat dicapai apabila petani berada dalam posisi ekonomi yang kuat, mampu menguasai produksi, sekaligus terlindungi dalam manajemen pasca panen.
Gunther juga menyoroti realitas pendapatan petani yang masih berada di kisaran Rp2,2 juta–Rp3,3 juta per bulan. Kondisi ini menunjukkan perlunya strategi baru yang benar-benar berorientasi pada kesejahteraan petani, bukan sekadar pencapaian target produksi nasional. Melalui digitalisasi, penguatan organisasi, serta perhatian pada produksi dan pasca panen, HPSMI berkomitmen memperjuangkan masa depan pertanian Indonesia yang lebih adil, modern, dan menyejahterakan.
