KOMPASSINDO.COM, Ice BSD City, Tangerang – Dunia hewan peliharaan di Indonesia kian berwarna dengan munculnya komunitas unik pencinta hewan bercapit. Dalam ajang Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2025 yang digelar di ICE BSD, 31 Oktober hingga 2 November 2025, salah satu komunitas yang mencuri perhatian pengunjung adalah Capit Owners Jabodetabek. Di antara deretan booth Hall 5–10, tampak Achmad Rian Dietra, salah satu owner dan penggerak komunitas ini, dengan antusias berbagi cerita tentang dunia hewan bercapit yang selama ini jarang tersorot publik.
Dalam wawancara bersama awak media, Achmad Rian menjelaskan bahwa kehadiran mereka di pameran ini bukan semata-mata untuk unjuk koleksi, tetapi juga sebagai upaya mengedukasi masyarakat tentang kekayaan fauna Indonesia yang sering luput dari perhatian. “Tujuan kami sederhana, ingin mengangkat hewan bercapit seperti kepiting, lobster, kalajengking, dan kelomang agar dikenal sebagai hewan peliharaan yang juga punya daya tarik tersendiri. Banyak dari jenis ini sebenarnya sudah sering diekspor sejak tahun 2010, tapi di dalam negeri justru belum banyak yang tahu potensi dan keunikannya,” ujarnya.
Capit Owners Jabodetabek hadir dengan sekitar sepuluh anggota yang membawa beragam jenis hewan bercapit dari berbagai daerah di Indonesia. Rian sendiri mengaku memelihara lima jenis kepiting. “Untuk saat ini saya baru memiliki lima jenis kepiting, dua di antaranya adalah kepiting darat. Ke depan, mungkin saya akan menambah beberapa jenis lagi untuk memperkaya koleksi dan pembelajaran,” tuturnya.
Menurutnya, merawat kepiting tidak sesulit yang dibayangkan, asal memahami karakter dasarnya. “Untuk kepiting darat, pakan mereka justru lebih banyak berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Protein hewani hanya sekitar 10 hingga 20 persen dari asupan hariannya. Sementara kepiting air lebih bervariasi, tergantung habitat asalnya,” jelas Rian. Ia menambahkan, menjaga kelembapan dan kebersihan wadah merupakan kunci utama agar kepiting dapat hidup sehat dan berumur panjang.
Walau sebagian besar anggota komunitas masih menjadikan kegiatan ini sebagai hobi, tidak sedikit yang mulai tertarik mengembangkan sisi edukatifnya. “Kami masih murni sebagai penghobi, tapi kami juga ingin memperkenalkan hewan bercapit sebagai bagian dari kekayaan alam Indonesia yang patut dijaga. Kalau nanti berkembang menjadi bidang edukasi atau konservasi, tentu itu langkah positif,” kata Rian.
Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dan pemerintah terhadap fauna asli Indonesia. “Selama ini kita sering mendengar tentang ikan nila atau lele, padahal ikan nila bukan asli Indonesia. Kita justru punya kekayaan fauna seperti ikan wader dan beragam hewan bercapit yang layak dilestarikan. Itu juga bagian dari menjaga identitas ekologi bangsa,” tegasnya.
Capit Owners Jabodetabek merupakan komunitas yang lahir dari semangat kebersamaan para pencinta hewan bercapit di wilayah Jabodetabek. Didirikan pada tahun 2023 dengan nama awal Coenobita Capit Owners (GCO), komunitas ini awalnya hanya berfokus pada kelomang (hermit crab). Namun sejak awal 2025, komunitas tersebut memperluas cakupan ke berbagai jenis hewan bercapit lain seperti kepiting, udang, dan kalajengking. Perluasan ini menandai perubahan nama menjadi Capit Owners Jabodetabek seperti yang dikenal sekarang.
Komunitas ini aktif mengedukasi publik melalui media sosial, gathering, dan pameran seperti IIPE 2025. Selain menjadi wadah berbagi ilmu tentang cara perawatan hewan bercapit, mereka juga berupaya membangun jejaring dengan komunitas pecinta hewan lainnya. “Kami ingin tunjukkan bahwa hewan bercapit bukan hanya untuk konsumsi, tetapi juga menarik dilihat, dan juga bisa menjadi hewan edukatif yang memperkenalkan keragaman fauna kepada masyarakat. Dengan begitu, kita belajar bahwa hewan-hewan ini bukan sekadar sumber pangan, tetapi juga bagian dari keindahan dan keseimbangan alam,” ujar Rian.
Sebagai penutup, Achmad Rian Dietra berharap kegiatan seperti Indonesia International Pet Expo dapat terus menjadi ruang bagi komunitas hobi di Indonesia untuk saling belajar dan memperkenalkan kekayaan hayati negeri ini. “Hewan bercapit bukan sekadar koleksi, tapi juga bagian dari ekosistem dan kekayaan alam kita. Kalau kita rawat dengan kasih dan kesadaran, itu juga bentuk cinta terhadap alam,” pungkasnya.
Penasaran ingin tahu lebih banyak tentang dunia hewan bercapit? Capit Owners Jabodetabek membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin belajar, berbagi pengalaman, dan bergabung dalam komunitas ini. Karena di balik capit-capit kecil itu, tersimpan semangat besar untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.
