KOMPASSINDO.COM, ICE BSD CITY – Kisah sukses pelaku UMKM Indonesia kembali terukir di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang digelar pada 15–19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan. Salah satunya datang dari Aisyiyah, CEO PT Berkah Prima Makmur, yang menaungi brand kuliner lokal unggulan HANOY, di bawah naungan Komunitas UMKM Cahaya Ladara Nusantara (CLN) yang menempati Hall 3 Booth 3-9.

Dalam wawancara dengan awak media, Aisyiyah menceritakan perjalanan HANOY yang lahir pasca pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian terhadap para pengrajin emping di daerah asalnya, Banten. “Setelah pandemi, banyak pengrajin emping di Banten yang kehilangan mata pencaharian karena wisata sepi. Dari situ saya terpanggil untuk membantu mereka agar tetap bisa berproduksi dan berkembang,” ujarnya.

Melalui PT Berkah Prima Makmur, Aisyiyah mengajak para pengrajin lokal untuk bergabung dan menghasilkan emping berkualitas tinggi yang diolah secara higienis di Bekasi. Produk tersebut kemudian dikemas modern dan dipasarkan secara digital, hingga akhirnya berhasil menembus pasar internasional. Salah satu pencapaian penting HANOY adalah keberhasilannya masuk ke jaringan supermarket ternama di Singapura, HAO MART, yang menjadi pintu gerbang ekspor pertama mereka.

Tak berhenti di situ, HANOY juga aktif berpartisipasi di berbagai ajang pameran internasional seperti di Melbourne (Australia) dan Moskow (Rusia). Aisyiyah mengungkapkan, respon masyarakat internasional terhadap emping khas Indonesia sangat positif. “Di Melbourne, emping kami sold out hanya dalam dua jam. Banyak diaspora Indonesia yang rindu cita rasa Nusantara. Itu membuktikan bahwa produk lokal kita punya daya tarik global,” jelasnya.

Keberhasilan tersebut semakin lengkap dengan capaian terbaru di TEI 2025. Di hari kedua pameran, HANOY sukses mendapatkan buyer dari Malaysia yang langsung membeli putus sebanyak 1.000 pouch emping untuk uji pasar di jaringan swalayan Malaysia. “Alhamdulillah, hari kedua kami langsung dapat buyer dari Malaysia. Mereka pesan 1.000 pouch untuk tes market di sana. Doakan semoga bisa repeat order dan lanjut ke kontrak jangka panjang,” ungkap Aisyiyah penuh semangat.

Lebih membanggakan lagi, pada hari keempat pameran, HANOY berhasil menarik minat investor dari salah satu kementerian yang membidangi investasi dan penanaman modal untuk mendukung pengembangan usaha. “Alhamdulillah, hari keempat saya mendapatkan investor dari salah satu kementerian investasi dan penanaman modal. Ini menjadi langkah penting untuk memperluas kapasitas produksi dan memperkuat branding ekspor kami,” ujarnya.

Aisyiyah menjelaskan bahwa dukungan investor akan difokuskan pada inovasi kemasan internasional, peningkatan kapasitas produksi, serta penguatan jejaring distribusi ke kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah. “Kami ingin HANOY menjadi simbol emping khas Banten yang mendunia, dengan tetap menjaga kualitas dan memberdayakan pengrajin lokal,” tambahnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Perdagangan dan seluruh pihak yang telah memberikan ruang dan dukungan kepada pelaku UMKM di ajang TEI. “Difasilitasi pemerintah membuat kami lebih percaya diri. Saya berharap semakin banyak UMKM Indonesia yang berani naik kelas, membawa produk lokal ke pasar dunia,” tutupnya.

Dengan pencapaian beruntun — mulai dari ekspor ke HAO MART Singapura, penjualan ke buyer Malaysia, hingga dukungan investor nasional — HANOY membuktikan bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing di pasar global. Dari emping khas Banten, kini cita rasa Nusantara resmi menembus berbagai negara, membawa harum nama Indonesia di dunia internasional.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *