KOMPASSINDO.COM, JAKARTA – Malam Dzikir Puisi untuk Indonesia yang digelar di Auditorium Makara Art Center Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu (23/8) malam, menghadirkan suasana penuh refleksi kebangsaan, doa, dan kontemplasi budaya. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, budayawan, akademisi, serta masyarakat umum yang antusias mengikuti kegiatan spiritual dan seni tersebut.

Salah satu tokoh yang hadir adalah Ir. Sayuti Asyathri, Dewan Penasihat Malam Dzikir Puisi untuk Indonesia. Dalam kesempatan itu, Ir. Sayuti tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, tetapi juga memberikan Pidato Kebudayaan dengan tajuk: “INDONESIA MENUJU MASYARAKAT BERPERADABAN: Sebuah Pencarian Keadilan dan Kemanusiaan.”
Dalam wawancara bersama awak media, Ir. Sayuti menekankan pentingnya membangun kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat, berkeadilan, dan berlandaskan nilai spiritualitas. Ia menyoroti fenomena politik yang kerap kali hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan tanpa menyentuh kepentingan rakyat secara nyata.
“Negara ini seharusnya melahirkan bangunan peradaban yang kokoh. Proses pembangunan, dan agenda kebangsaan lainnya, harus dikawal dengan amanah, bukan sekadar menjadi kebanggaan formal belaka. Wakil rakyat jangan hanya hadir lima tahun sekali untuk datang dan pergi, tetapi benar-benar hadir mengawal kepentingan bangsa. Jika tidak, itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita negara,” ujar Ir. Sayuti yang akrab dipanggil Prof.
Ia juga mengingatkan bahwa perubahan sejati tidak akan lahir dari pendekatan instan atau liar, melainkan dari ketaatan pada ketentuan moral dan nilai-nilai ketuhanan. “Perubahan bangsa akan terjadi jika kita taat pada aturan Allah yang baik. Tanpa itu, perubahan hanya akan menjadi ilusi dan semakin menjauh dari tujuan sejati,” tegasnya.
Pidato kebudayaan yang disampaikan Ir. Sayuti menyoroti berbagai persoalan bangsa dengan pendekatan reflektif. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menegakkan nilai keadilan, kemanusiaan, dan keberadaban sebagai fondasi Indonesia ke depan.
Acara Malam Dzikir Puisi untuk Indonesia ini tidak hanya menjadi ruang spiritualitas, tetapi juga forum kebudayaan yang menyatukan doa, seni, dan refleksi kebangsaan. Melalui kolaborasi dzikir dan puisi, acara ini diharapkan mampu menghadirkan kesadaran baru akan pentingnya persatuan, nilai moral, serta arah perjalanan bangsa menuju masyarakat berperadaban.