BANDUNG, KOMPASSINDO.COM, 8–10 Agustus 2025 — Bandung International Dance Competition (BIDC) kembali digelar untuk kali keempat dan sukses menghadirkan semarak dunia tari dari berbagai penjuru Indonesia hingga mancanegara. Ajang prestisius ini bukan hanya menjadi ruang kompetisi, melainkan juga wadah perayaan seni, pertukaran budaya, dan pembinaan generasi penari muda menuju tingkat internasional.

Acara berlangsung selama tiga hari di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise, Bandung, dengan melibatkan 525 peserta dari 64 sekolah. Tak hanya dari Indonesia, peserta juga hadir dari luar negeri, seperti Malaysia dan Filipina, yang semakin menegaskan posisi BIDC sebagai salah satu kompetisi tari bergengsi di Asia Tenggara.

Ajang Perayaan Keberagaman Tari
Project Director BIDC dari Arsika Kreatif, Euginia Natalia, menjelaskan bahwa kompetisi ini merupakan yang kedua kalinya digelar pascapandemi dengan antusiasme luar biasa.

“Kami sangat bangga menyelenggarakan acara ini dan menyambut para penari dari seluruh dunia untuk menampilkan bakat mereka di BIDC. Kompetisi ini adalah perayaan keberagaman, mempertemukan penari dari berbagai latar belakang dan kelompok usia. Perpaduan dinamis inilah yang memperkaya dunia seni pertunjukan dan memicu kreativitas komunitas tari,” ungkapnya.

Tahun ini, BIDC menampilkan multigenre tari: mulai dari balet, kontemporer, jazz, tradisional, hip-hop, hingga genre baru K-pop dance yang hadir berdasarkan permintaan peserta. Kehadiran genre populer ini membuktikan bahwa BIDC selalu relevan mengikuti perkembangan tren seni tari dunia.

Selain itu, terdapat kategori open age yang mengizinkan peserta berusia di atas 50 tahun untuk tampil di panggung. Menurut Euginia, hal ini memberikan inspirasi bagi generasi muda karena semangat mereka menunjukkan bahwa seni tari tidak mengenal batas usia.

Kategori Kompetisi dan Format Acara
Kompetisi terbagi dalam kategori solo, duo, dan group yang dikelompokkan berdasarkan genre dan usia, mulai dari anak-anak 5 tahun, remaja 18 tahun, hingga kategori open age. Selama tiga hari, total ada 10 sesi penampilan sebelum menuju puncak acara.

Puncak acara, yaitu Gala Night Awarding pada Minggu malam (10/8/2025), menampilkan parade para pemenang, pertunjukan dari 10 penampil pilihan juri, serta pengumuman juara utama: Grand Champion untuk Piala Gubernur Jawa Barat, Excellent School, dan Best School.

“Peserta BIDC berasal dari berbagai latar belakang, tidak hanya sekolah formal, tetapi juga sekolah tari, komunitas, dan sanggar. Kami memberi penghargaan khusus bagi sekolah melalui kategori excellent school sebagai bentuk apresiasi terhadap guru dan staf yang telah mendukung penuh murid-muridnya untuk tampil di panggung,” jelas Euginia.

200 Beasiswa untuk Penari Berprestasi
Salah satu yang membedakan BIDC 2025 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah penyediaan 200 beasiswa bagi para juara. Beasiswa ini membuka kesempatan penari untuk melanjutkan pendidikan atau mengikuti kompetisi di berbagai lembaga seni internasional.

Beasiswa diberikan untuk beragam tujuan, mulai dari mengikuti dance camp selama sebulan, program pelatihan 1–2 tahun, hingga kesempatan tampil di kompetisi bergengsi di luar negeri, seperti di Dallas (AS), Italia, Brasil, dan Singapura.

“Melalui beasiswa ini, kami ingin membuka jalan bagi penari muda Indonesia untuk mengembangkan karier mereka di kancah internasional. Sejak awal, BIDC ditujukan sebagai wadah penyaluran kreativitas sekaligus jembatan menuju profesionalisme di dunia tari,” ujar Euginia.

BIDC sebagai Wujud Pelestarian Seni
BIDC 2025 mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Sri Subekti Handayani, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa kita sebagai bangsa harus melaksanakan pelestarian, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan seni. BIDC menjadi bukti nyata implementasi hal tersebut,” tuturnya.

Sementara itu, Herman Susilo Haslim, Chairman BIDC, menyatakan bahwa kompetisi ini bukan sekadar ajang mencari juara, melainkan sebuah festival budaya.

“BIDC lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah festival meriah yang menampilkan keindahan dan keberagaman tari dunia. Dari tari tradisional, balet, jazz, hip-hop, hingga kontemporer, setiap pertunjukan menghadirkan cerita unik dan suara artistik ke panggung. Kami berharap BIDC menjadi sumber inspirasi, pembelajaran, sekaligus konektivitas antarpenari,” jelas Herman.

Membuka Jalan Baru bagi Dunia Tari Indonesia
Sejak pertama kali digelar pada 2018, BIDC terus berkembang menjadi ajang bergengsi yang membuka ruang kompetisi sehat sekaligus kesempatan internasional bagi penari Indonesia. BIDC juga mendorong eksistensi genre tari tradisional agar dapat lebih dikenal luas, sekaligus menjalin koneksi antar-sanggar di berbagai daerah.

Dengan dukungan kolaborasi internasional dan beasiswa pendidikan, BIDC 2025 diharapkan mampu menjadi tonggak penting dalam perjalanan seni tari Indonesia menuju panggung dunia.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *