JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 29 Juli 2025 – Sagolicious, brand pangan inovatif berbasis sagu dari Indonesia Timur, kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah internasional. Dalam gelaran Pameran Mega Halal Bangkok 2025, Sagolicious menjadi salah satu dari enam UMKM terpilih yang diundang secara khusus oleh Jackpreneur untuk mewakili Indonesia.

Undangan ini disampaikan langsung kepada CEO Sagolicious, Jenny Widjaja, yang menyambutnya dengan penuh antusiasme:
“Kami sangat bersyukur atas kesempatan ini. Ini bukan hanya tentang memperkenalkan produk Sagolicious, tetapi juga membawa cerita sagu dari Indonesia Timur ke panggung dunia. Terima kasih kepada Jackpreneur atas dukungan dan kepercayaannya,” ujar Jenny.

Pameran Mega Halal Bangkok merupakan salah satu ajang terbesar di Asia Tenggara yang mempertemukan pelaku industri halal dari berbagai negara, mulai dari sektor makanan-minuman, produk kesehatan, kosmetik, hingga UMKM berbasis inovasi. Kehadiran Sagolicious menjadi cerminan bahwa produk lokal dari Indonesia Timur, jika dikembangkan dengan strategi yang tepat, dapat bersaing secara global.
Inovasi dari Sagu Indonesia Timur
Sagolicious dikenal sebagai pelopor produk berbahan dasar sagu dengan pendekatan modern. Bekerja sama dengan komunitas lokal di wilayah Indonesia Timur seperti Papua, Maluku, dan Ambon, Sagolicious menghasilkan beragam produk seperti beras sagu, mie sagu, pasta sagu, dan camilan sehat — semuanya diproses secara higienis, halal, dan ramah lingkungan.

“Sagu bukan hanya pangan tradisional, tapi masa depan pangan berkelanjutan dunia. Indonesia Timur memiliki kekayaan sumber daya luar biasa, dan sudah saatnya kita hadir di pasar global dengan identitas dan kualitas yang kuat,” tambah Jenny.
Partisipasi dalam Mega Halal Bangkok 2025 bukan hanya menjadi langkah promosi, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang Sagolicious untuk menjangkau mitra dagang internasional dan memperluas jaringan distribusi di kawasan ASEAN dan Timur Tengah.
Tentang Sagolicious
Sagolicious adalah brand UMKM berbasis inovasi pangan lokal dari Indonesia Timur, yang didirikan oleh Jenny Widjaja. Fokus utamanya adalah mengangkat sagu sebagai bahan pangan strategis melalui produk bernilai tambah, pemberdayaan komunitas lokal, dan kolaborasi lintas daerah.