JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Festival UMKM dan Talkshow Tong Baronda yang digelar di Ragunan, Jakarta Selatan pada Minggu (27/7) menjadi panggung bagi lahirnya semangat baru bagi ekonomi kreatif Papua. Mengusung tema “Merajut Industri Papua yang Kreatif, Inovatif, dan Kolaborasi Tradisi di Era Digital”, acara ini menghadirkan sederet narasumber inspiratif, salah satunya adalah Jenny Widjaja, CEO Sagolicious, yang mendapat sorotan khusus karena terobosannya dalam mengubah sagu Papua menjadi produk modern siap ekspor.

Sebagai pengusaha perempuan, Jenny membagikan kisahnya yang tidak hanya menyentuh aspek bisnis, tetapi juga menggugah semangat kolaborasi lintas budaya dan wilayah.

“Saya pertama kali ke Papua dan melihat sagu hanya dimasak jadi papeda. Tapi dari sana, saya jatuh cinta. Bukan hanya dengan makanannya, tapi dengan semangat masyarakatnya,” ungkap Jenny dalam talkshow.

Dengan latar belakang di bidang pangan dan industri kreatif, Jenny mendirikan Sagolicious, sebuah brand UMKM yang kini dikenal luas karena inovasi produknya: tepung sagu, mie sagu, pasta sagu, bahkan snack ringan dari sagu. Produk ini bukan hanya menjawab kebutuhan pasar modern, tetapi juga membuka peluang baru bagi petani dan pengolah sagu di Papua.

“Saya ingin sagu tidak hanya identik dengan makanan tradisional. Saya ingin sagu dikenal sebagai sumber pangan masa depan, bahkan oleh generasi muda di kota-kota besar,” ujar Jenny disambut tepuk tangan audiens.

Sagu Papua, Potensi Besar yang Belum Tergarap Optimal

Dalam paparannya, Jenny juga membeberkan data menarik: Indonesia memiliki sekitar 6,5 juta hektar hutan sagu di dunia, dan 90 persen-nya berada di Papua. Namun sayangnya, potensi ini belum sepenuhnya tergarap maksimal.

“Sagu itu seperti emas hijau yang belum dipoles. Dengan riset, kolaborasi dan inovasi, kita bisa menjadikan sagu sebagai komoditas nasional, bahkan ekspor,” jelasnya.

Sagolicious kini tidak hanya dikenal sebagai produsen makanan olahan sagu, tetapi juga sebagai pelopor gerakan ekonomi kreatif berbasis pangan lokal Papua. Perusahaan ini bekerja langsung dengan komunitas lokal, memberdayakan perempuan Papua, dan melatih mereka untuk ikut serta dalam rantai produksi yang higienis, modern, dan berorientasi pasar.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Jenny juga memberi pesan kuat kepada generasi muda, khususnya di Papua, untuk tidak ragu memulai usaha meski dengan keterbatasan.

“Banyak anak muda sekarang yang bisa sukses bahkan tanpa modal besar. Yang penting ada ide, kemauan belajar, dan keberanian untuk memulai,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa media sosial harus digunakan bukan hanya untuk hiburan, tapi sebagai alat promosi yang efektif.

“Buatlah konten tentang produkmu, tentang kisahmu. Dunia sekarang mencari keaslian, dan Papua punya itu. Kita hanya perlu menyuarakannya dengan cara yang tepat,” tegas Jenny.

Kolaborasi Tradisi dan Inovasi

Festival Tong Baronda tahun ini juga menjadi ruang bagi para penggerak ekonomi lokal untuk berjejaring dan bertukar gagasan. Selain Jenny Widjaja, hadir pula narasumber seperti Albert Yoku (Koordinator BP3OKP), Alfred Pabika (Tokoh Pemuda Papua), dan Agnia Addini (Founder Biang Project).

Namun, dari keseluruhan sesi, momen bersama Jenny Widjaja dan demo produk Sagolicious menjadi daya tarik utama. Para peserta tidak hanya mendengar paparan, tetapi juga mencicipi langsung berbagai olahan sagu yang selama ini belum dikenal luas — dari mie sagu pedas manis, pasta sagu dengan saus tomat organik, hingga cookies berbahan dasar tepung sagu.

Tentang Sagolicious
Sagolicious adalah brand pangan kreatif yang mengembangkan berbagai produk inovatif berbahan dasar sagu Papua. Didirikan oleh Jenny Widjaja, Sagolicious fokus pada pemberdayaan komunitas lokal, terutama perempuan Papua, dan pengembangan pangan lokal sebagai produk bernilai tinggi untuk pasar nasional dan internasional.

Tentang Tong Baronda
Tong Baronda adalah inisiatif kolektif yang mengusung semangat Papua Baru melalui kolaborasi seni, budaya, dan kewirausahaan. Menghubungkan komunitas adat, pelaku UMKM, dan penggerak industri kreatif untuk membangun masa depan Papua yang inklusif dan berdaya.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *