YOGYAKARTA, JATENG, KOMPASSINDO.COM – Candi Prambanan kembali menjadi saksi semaraknya perayaan Hari Kebaya Nasional 2025 yang berlangsung meriah di dua lokasi utama, yakni Lapangan Garuda Mandala dan Lapangan Brahma. Acara ini menjadi momentum penting dalam mengangkat budaya berkebaya sebagai identitas dan kebanggaan perempuan Indonesia.
Kegiatan dimulai dengan sesi pengumpulan kue lomba dari para peserta yang disiapkan dengan cermat oleh panitia di Lapangan Brahma. Setiap peserta membawa hasil kreasi kue tradisional mereka dan menempatkannya di tampah atau wadah khas. Video resep dan proses pembuatan juga disampaikan melalui link digital yang telah disediakan sebelumnya.
Suasana diwarnai alunan musik keyboard dan angklung, dengan pilihan lagu daerah dari berbagai wilayah seperti Malang, DKI Jakarta, Maluku, dan Singapore, yang diiringi oleh ibu-ibu guru serta musisi lokal sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu-tamu yang hadir.
Puncak acara ditandai dengan Parade Bangga Berkebaya, yang diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang. Mereka mengenakan kebaya sesuai tema yang telah ditentukan:
- Kebaya Tradisional / Klasik (Merah)
- Kebaya Encim / Peranakan (Kuning)
- Kebaya Modern / Kontemporer (Hijau)
- Kebaya Edan-edanan / Warna-Warni (Biru)
- Kebaya Jadul (Ungu)
Parade dimulai dari Lapangan Garuda Mandala dan berakhir di Lapangan Brahma, dipimpin oleh pasukan pembawa kain batik SMK Karya Rini. Lagu “Kebaya Indonesia” menjadi pengiring yang menyatukan langkah peserta dalam kebanggaan berkebaya.
Setelah parade, kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan resmi melalui pemukulan gong oleh anak kecil berpakaian surjan, disusul penampilan angklung medley lagu-lagu tradisional, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan doa.
Sambutan disampaikan oleh Ketua Panitia Ibu Dian Prijomustiko, perwakilan dari Kementerian Kebudayaan Ibu Irini Dewi Wanti, Dirut TWC Ibu Hetty Herawati, serta sambutan GKR Hemas yang dibacakan oleh GKBRAA Paku Alam.
Sesi simbolik “Berbagi Kebaya” turut menjadi momen penuh makna, saat kebaya diberikan kepada wakil dari PKK Bokoharjo, PKK Sumberharjo, dan UMKM Prambanan oleh tamu kehormatan dari Singapore, DKI Jakarta, dan Malang.
Sebagai simbol harapan dan kebebasan dalam keberagaman budaya, dilakukan pelepasan 50 ekor burung merpati oleh para tamu dan perwakilan organisasi dari atas panggung.
Acara dilanjutkan dengan Lomba Tata Saji Jajanan Tradisional bekerja sama dengan Rose Brand, yang menampilkan kreativitas peserta dalam menyajikan jajanan khas Nusantara. Di sesi ini juga diserahkan miniatur Candi Prambanan dari Rose Brand kepada panitia, sekaligus penyampaian Sekapur Sirih oleh Ibu Wiendu Nuryanti.
Setelahnya, permainan angklung berlanjut membawakan lagu-lagu nasional dan daerah, menambah semarak suasana menjelang penutupan.
Momen yang paling dinantikan adalah pengumuman pemenang lomba kebaya dan tata boga oleh Ketua Dewan Juri Prof. Endang Sumiarni bersama tim juri. Pemenang yang disebutkan langsung naik panggung untuk menerima hadiah.
Acara ditutup dengan pertunjukan Tari Kebaya oleh Sanggar Budaya Wanitatama pimpinan Romo KRT. Condroyono. Tari kolosal ini melibatkan partisipasi spontan dari para peserta, menciptakan momen kebersamaan yang hangat dan penuh semangat.
Perayaan Hari Kebaya Nasional 2025 ini menjadi bukti bahwa kebaya bukan sekadar busana, tetapi warisan budaya yang hidup, dinamis, dan membanggakan Indonesia di mata dunia.