JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 18 Juli 2025 – Kehadiran tokoh ulama internasional Dr. Zakir Naik di Jakarta dalam rangkaian safari dakwahnya disambut dengan hangat dan penuh kehormatan oleh Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Bang H. Eki Pitung. Acara yang digelar di Lapangan Ex Hanggar Pancoran, Jakarta Selatan, berlangsung pada 18–20 Juli 2025 dan dibuka untuk umum mulai pukul 15.00 WIB.

Dalam sambutannya, Bang Eki mengucapkan selamat datang kepada Dr. Zakir Naik dengan sapaan hangat khas Betawi, “Ahlan wa Sahlan”. Ia juga mempersembahkan suguhan adat budaya Betawi berupa Palang Pintu, sebuah tradisi penyambutan tamu kehormatan yang sarat nilai-nilai lokal dan persaudaraan. Di atas panggung utama, Bang Eki juga melantunkan pantun Betawi yang mengandung pesan mendalam:
“Biar beda jangan ribut, kita tetap saudara seiman dan sebangsa. Yang penting hati tetap sejuk, silaturahmi jangan putus.”

Suasana menjadi semakin hangat saat para jamaah yang hadir menyambut dengan tepuk tangan meriah, mencerminkan semangat persatuan dan toleransi di tengah keragaman yang ada.
Bang Eki, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Wilayah Syarikat Islam DKI Jakarta, memahami adanya dinamika pro dan kontra terhadap kehadiran Dr. Zakir Naik di Indonesia. Namun ia menegaskan bahwa semangat persatuan umat jauh lebih penting daripada perbedaan pandangan yang ada.
“Jakarta ini rumah kita bersama. Di sini kita sudah lama hidup berdampingan, saling menghormati satu sama lain. Mari kita jaga kedamaian dan persatuan di tengah perbedaan,”* tegasnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar ceramah Dr. Zakir Naik dapat memberikan pencerahan dan pemahaman agama Islam yang lebih mendalam kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Dalam konteks zaman digital saat ini, ia menilai perlunya penguatan kembali terhadap nilai-nilai akhlak dan pelestarian budaya lokal, termasuk budaya Betawi.

Tak lupa, Bang Eki menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara kegiatan, Bang Dondi Tan dari Mualaf Center Indonesia, serta tim Event Organizer asal Malaysia dan Manajemen Dr. Zakir Naik, yang telah memahami dan menghormati adat-istiadat sebagai tamu di Tanah Betawi.
“Perbedaan adalah rahmat, pro dan kontra adalah hal biasa. Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi semuanya dengan kepala dingin dan hati yang lapang,”* tutup Bang Eki Pitung.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum memperkuat toleransi, semangat kebangsaan, serta menjaga suasana damai dan harmonis antarumat beragama di ibu kota.