JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 30 Juni 2025 – PT Andira Agro Tbk (kode saham: ANDI) memaparkan perkembangan kinerja perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Paparan Publik tahunannya yang diselenggarakan di Kantor PT Meta Epsi Tbk, Jakarta, Senin (30/6).

Acara ini dihadiri oleh jajaran manajemen Perseroan, antara lain Direktur Utama Francis Indarto dan Direktur Kahar Anwar. Dalam presentasinya, Francis Indarto menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit nasional dan strategi yang ditempuh Perseroan untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi makro dan gejolak pasar global.

“Target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 sebesar 5,03% tercatat lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang sebesar 5,2%, dan melambat dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 5,05%,” jelas Francis. Ia juga menambahkan bahwa tekanan dari kondisi global seperti ketegangan geopolitik, inflasi tinggi, dan fluktuasi harga energi, telah mempengaruhi stabilitas ekonomi dan kinerja sektor kelapa sawit.

Konflik geopolitik antara negara-negara besar, seperti perang dagang Amerika Serikat-China serta ketegangan antara Israel dan Palestina, turut menyebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) bergejolak sepanjang tahun 2024. Dinamika tersebut diperparah dengan kebijakan negara-negara pengimpor utama yang menyebabkan fluktuasi pasar dan berimbas langsung pada pendapatan industri sawit, termasuk PT Andira Agro.

Selain itu, kendala fasilitas kredit yang dihadapi Perseroan menyebabkan keterbatasan dalam menambah tenaga kerja panen dan perawatan, serta menghambat operasional Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Output pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di PKS Perseroan hanya mencapai sekitar 30 metrik ton per jam.

Penurunan Penjualan dan Laba Bruto, Tapi Efisiensi Biaya Mulai Tunjukkan Hasil

Dari sisi kinerja keuangan, PT Andira Agro mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 10,56% dari Rp219,94 miliar di tahun 2023 menjadi Rp196,74 miliar pada 2024. Penurunan ini turut berdampak pada laba bruto yang merosot dari positif Rp223,76 juta menjadi negatif Rp11,96 miliar.

Meski demikian, langkah efisiensi yang dijalankan manajemen mulai menunjukkan hasil. Rugi tahun berjalan berhasil ditekan sebesar 58,96%, dari Rp55,95 miliar di tahun 2023 menjadi Rp22,96 miliar di tahun 2024. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi pengelolaan biaya yang lebih ketat dan selektif.

“Walaupun belum mencatatkan pertumbuhan signifikan, kami terus berupaya memperkuat pondasi operasional dan keuangan Perseroan. Kami optimis, melalui pembenahan internal dan efisiensi berkelanjutan, Perseroan dapat kembali ke jalur pertumbuhan positif,” tutup Francis Indarto.

PT Andira Agro Tbk tetap berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tantangan industri, serta beradaptasi dengan dinamika pasar global demi memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *