Dekan FT Unnes Prof. Dr. Wirawan Sumbodo, M.T., bersama dosen dan mahasiswa Teknik Mesin menunjukkan komponen hasil cetak 3D Printer berbahan daur ulang botol plastik.
Tegal,KOMPASSINDO.COM, 28 Juni 2025 — Kemajuan teknologi digital yang berkembang pesat menuntut pengenalan dan literasi sejak usia dini, termasuk kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu teknologi manufaktur modern yang kini mulai diperkenalkan ke jenjang pendidikan dasar adalah 3D Printer, atau dikenal juga sebagai teknologi pencetakan tiga dimensi.
Hal ini menjadi fokus program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (FT UNNES) di SMP Negeri 1 Margasari, Kabupaten Tegal. Dalam acara pembukaan, Dekan FT UNNES, Prof. Dr. Wirawan Sumbodo, M.T., yang juga merupakan alumni dari SMP tersebut, menyampaikan harapannya agar setiap perkembangan teknologi—khususnya yang berkaitan dengan manufaktur digital—dapat diperkenalkan sejak bangku SMP.
“Literasi teknologi seperti 3D Printer perlu dikenalkan sejak SMP. Ini penting untuk membangun semangat belajar siswa dan menumbuhkan kemampuan inovatif serta kewirausahaan berbasis teknologi di masa depan,” ujar Prof. Wirawan.
Kegiatan pelatihan di SMP N 1 Margasari ini diisi dengan materi praktik mengoperasikan mesin 3D Printer berjenis FDM (Fused Deposition Modeling), yang melibatkan siswa, guru, dan juga alumni. Pelatihan dipimpin oleh Rizki Setiadi, S.Pd., M.T., dosen dari FT UNNES, serta tim pendukung dari mahasiswa, yakni Habib Bunajar (Prodi Pendidikan Teknik Otomotif), Muhammad Khoirul Anam, dan Rofex Pambudi (Prodi Pendidikan Teknik Mesin).
Pelatihan dimulai dengan pengenalan perangkat 3D Printer, dilanjutkan dengan demonstrasi penggunaan, serta praktik langsung oleh peserta. Salah satu produk yang dibuat peserta adalah gantungan kunci menggunakan filamen hasil daur ulang dari limbah botol plastik bekas.
Teknologi filamen ramah lingkungan ini dikembangkan oleh peneliti FT UNNES, M. Irfan Nuryanta, M.Eng., yang berhasil mengubah limbah botol plastik (rPET) menjadi bahan cetak 3D yang fungsional. Proses ini melibatkan pencacahan, pelelehan, hingga ekstrusi botol plastik menjadi filamen, sehingga menjadi contoh nyata inovasi sirkular ekonomi dalam pendidikan.
Kepala SMP N 1 Margasari, Drs. Winarko, M.Pd., menyambut positif kegiatan ini. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih atas pelatihan serta penyerahan 1 unit mesin 3D Printer dari tim FT UNNES. Ia berharap perangkat ini dapat digunakan dalam pembelajaran prakarya dan karya siswa, serta mendorong lahirnya produk technopreneurship di lingkungan sekolah.
“Kami berharap siswa dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan karya orisinal, serta menjadikan limbah plastik sebagai bahan yang bernilai ekonomi dan edukatif,” ujarnya.
Program ini juga mendapat dukungan dari alumni, di antaranya Sugeng Triyono, SE, MM, dan timnya, yang turut serta dalam inisiatif kolaboratif ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pengembangan pendidikan berbasis teknologi di daerah asal.
Dengan adanya kegiatan ini, FT UNNES berharap pendekatan pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya menjadi domain pendidikan tinggi, tetapi juga dapat diterapkan secara berkelanjutan di tingkat sekolah menengah untuk membekali generasi muda menghadapi tantangan industri masa depan.