JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 3 Juni 2025 — PT. Mining One Indonesia hadir dengan semangat kolaboratif dalam ajang Indonesia Critical Minerals Conference & Expo 2025 yang digelar pada 3–5 Juni 2025 di Hotel Pullman Jakarta. Dalam kesempatan hari pertama, Principal Resource Geologist Muhaemin B. Sutami bersama Senior Mining Engineer Drajat Subantara memaparkan peran strategis Mining One Consultants dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan industri pertambangan mineral di Indonesia.

Muhaemin B. Sutami menyampaikan bahwa Mining One Indonesia merupakan perusahaan konsultan teknik pertambangan yang berfokus pada layanan menyeluruh, dari eksplorasi, desain tambang, evaluasi geoteknik dan hidrogeologi, proses pengolahan hingga kajian ekonomi dan studi kelayakan.

“Kami memberikan advisory menyeluruh, dari eksplorasi hingga desain tambang dan evaluasi teknis—termasuk geoteknik dan hidrogeologi. Mining One Indonesia resmi beroperasi di Indonesia sejak 2018, namun sebelumnya kami telah lama aktif melalui kantor pusat di Australia sejak 2005,” jelas Muhaemin.

Partisipasi Mining One dalam pameran ini bertujuan menjangkau klien potensial yang membutuhkan keahlian independen dalam studi geologi dan pertambangan mineral, termasuk untuk tinjauan teknis maupun kemitraan proyek. Menurutnya, Mining One memiliki keunggulan dalam pengalaman dan pendekatan komprehensif.

“Kami hadir dengan tim lintas disiplin: ahli geologi, pertambangan, geoteknik, hidrogeologi, hingga process engineer. Jadi kami mampu memberikan layanan dari hulu ke hilir, sehingga evaluasi ekonomi menjadi lebih objektif dan kredibel,” tambahnya.

Sementara itu, Drajat Subantara menekankan pentingnya pendekatan multidimensi dalam evaluasi cadangan sumber daya tambang. Dengan pengalaman lebih dari 18 tahun di industri pertambangan di Australia dan Indonesia, Drajat menyoroti bahwa setiap studi mencakup analisis teknis dan keekonomian yang ketat.

“Kami mempertimbangkan aspek geologi, metalurgi, legalitas, sosial, lingkungan, dan tentu saja keekonomian. Sumber daya di luar batas perizinan tidak bisa langsung dianggap sebagai cadangan, maka analisis kami sangat memperhatikan regulasi dan potensi ekonomi jangka panjang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa komoditas mineral utama seperti nikel, emas, dan bauksit memang dominan di Indonesia, namun potensi critical minerals lainnya perlu dioptimalkan melalui pemetaan dan studi yang tepat.

Muhaemin menutup sesi wawancara dengan menyatakan harapannya bahwa acara ini mampu membuka peluang baru, baik bagi pengembangan potensi critical mineral yang belum teroptimalkan maupun bagi perluasan jejaring klien dan mitra strategis.

“Kami berharap kehadiran Mining One di ajang ini mampu memberikan nilai tambah bagi industri pertambangan nasional. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, tim kami siap memberikan solusi terbaik bagi berbagai tantangan pertambangan di Indonesia,” pungkasnya.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *