JAKARTA, KOMPASSINDO.COM — Aktivis muda David Herson angkat suara terkait mencuatnya isu yang menuduh Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, terlibat dalam jaringan judi online lintas negara. Menurutnya, tuduhan tersebut merupakan bentuk fitnah politik yang tidak berdasar serta bagian dari upaya pembunuhan karakter terhadap salah satu tokoh penting di pemerintahan.
Nama Sufmi Dasco Ahmad, yang juga merupakan elite Partai Gerindra, belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Ia disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan aktivitas judi daring di kawasan Kompong Dewa Casino and Resort, yang berlokasi di Sihanoukville, Kamboja. Negara tersebut memang diketahui secara hukum melegalkan praktik perjudian, termasuk dalam bentuk online. Meski demikian, David menilai bahwa pengaitan nama Dasco dalam isu ini tidak memiliki dasar hukum maupun fakta yang jelas.
David menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada satu pun bukti valid yang menunjukkan keterlibatan Sufmi Dasco Ahmad dalam kegiatan tersebut. Bahkan, ia menegaskan bahwa sejumlah lembaga resmi negara telah menyampaikan informasi yang menepis tudingan tersebut.
“Berdasarkan sejumlah rilis resmi, termasuk dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), nama Sufmi Dasco tidak pernah muncul dalam laporan transaksi keuangan yang mengindikasikan keterlibatan dalam jaringan judi online. Selain itu, dalam bagan Konsorsium 303 yang sempat viral pada 2022, tidak terdapat nama beliau. Bahkan Bareskrim Polri juga sudah menyatakan secara terbuka bahwa yang bersangkutan tidak terhubung dengan jaringan tersebut,” ujar David kepada wartawan di Jakarta.
Lebih lanjut, David mempertanyakan logika di balik upaya yang mengaitkan posisi Sufmi Dasco Ahmad sebagai Wakil Ketua DPR RI dengan aktivitas perjudian berbasis teknologi informasi. Ia menilai, jabatan legislatif yang diemban oleh Dasco tidak memiliki hubungan struktural ataupun fungsional dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi, apalagi aktivitas ilegal seperti perjudian daring.
“Tidak ada korelasi antara jabatan Wakil Ketua DPR RI dengan kegiatan operasional berbasis digital seperti judi online. Tuduhan ini terkesan dipaksakan dan menunjukkan adanya motif lain di baliknya, yang patut dicurigai sebagai bagian dari manuver politik untuk menjatuhkan beliau secara personal maupun politik,” jelas David.
Menurut David, tuduhan semacam ini tidak hanya merugikan secara pribadi, tetapi juga berpotensi menciptakan instabilitas dalam iklim politik nasional. Ia menilai bahwa serangan terhadap figur seperti Sufmi Dasco Ahmad merupakan bagian dari skenario politik yang lebih besar, yang ditujukan untuk merusak kredibilitas dan integritas tokoh-tokoh strategis dalam pemerintahan, khususnya yang berada di lingkaran Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Kita tidak bisa memandang tuduhan ini secara terpisah. Ini adalah bagian dari upaya sistematis yang bertujuan merusak nama baik tokoh-tokoh kunci dalam pemerintahan yang akan datang. Serangan semacam ini mencerminkan adanya kekhawatiran dari pihak-pihak tertentu terhadap agenda konsolidasi nasional dan penguatan pemerintahan yang sedang diupayakan oleh Bapak Prabowo Subianto dan timnya,” tambah David.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurutnya, dalam era digital seperti sekarang, penting bagi publik untuk bersikap kritis dan selektif dalam menyaring informasi, terutama yang berkaitan dengan tokoh publik dan isu-isu strategis nasional.
“Masyarakat harus cerdas dalam menerima informasi. Jangan mudah terpancing oleh narasi yang belum terverifikasi dan hanya bertujuan memecah belah atau merusak reputasi orang lain. Kita harus menjunjung tinggi etika berpolitik dan menjaga ruang publik tetap sehat serta berdasarkan pada fakta,” tutup David.