Jakarta, KOMPASSINDO.COM, 31 Maret 2025 – Setiap tahunnya, perayaan Lebaran di Indonesia menghasilkan jumlah sampah yang sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pada periode Lebaran 2025, diperkirakan sampah yang dihasilkan mencapai 72.000 ton. Bahkan, jika melihat angka pemudik yang diproyeksikan Kementerian Perhubungan sebanyak 146 juta orang, total sampah selama sekitar 10 hari pelaksanaan mudik bisa menyentuh angka 72.300 ton.
Menghadapi fenomena ini, kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan semakin penting. Salah satu tokoh yang aktif mengkampanyekan pengelolaan sampah adalah Imam Pesuwaryantoro, seorang inovator lingkungan yang telah mengembangkan program Eco Urban Farming. Program ini menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengelola limbah makanan secara efektif, terutama selama Lebaran.
Tips Lebaran Minim Sampah ala Imam Pesu
Untuk mengurangi dampak sampah selama Lebaran, Imam Pesuwaryantoro membagikan beberapa tips sederhana namun efektif:
- Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Gunakan wadah makanan yang dapat digunakan kembali dan hindari penggunaan plastik sekali pakai untuk mengurangi limbah plastik. - Gunakan Pakaian yang Sudah Ada
Jika ingin mengganti pakaian Lebaran, pertimbangkan untuk melakukan barter pakaian bekas melalui program Bersaling-silang dari Lyfe with Less, sehingga pakaian lama tetap bermanfaat tanpa menambah sampah tekstil. - Manfaatkan Sisa Makanan
Jangan membuang sisa makanan! Olah kembali menjadi hidangan baru atau bagikan kepada yang membutuhkan agar tidak terbuang sia-sia. - Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik
Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik, seperti botol plastik, dapat disetor ke bank sampah atau mesin reverse vending machine (RVM) Plasticpay untuk didaur ulang. - Gunakan Dekorasi Ramah Lingkungan
Pilih dekorasi Lebaran yang dapat digunakan kembali atau berasal dari bahan alami, sehingga mengurangi sampah dekoratif yang tidak dapat terurai. - Bawa Tas Belanja Sendiri
Saat berbelanja keperluan Lebaran, selalu bawa tas belanja sendiri agar tidak perlu menggunakan kantong plastik sekali pakai.
Eco Urban Farming: Solusi Pengelolaan Limbah Makanan
Imam Pesuwaryantoro telah menerapkan prinsip-prinsip ini dalam program Eco Urban Farming, di mana limbah makanan diolah menjadi lubang biopori, pupuk kompos, hingga sistem pertanian pintar di pekarangan rumah atau komunitas perumahan. Konsep ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Lebih dari sekadar inovasi lokal, program Eco Urban Farming juga dapat menjadi referensi bagi masyarakat global yang ingin memulai gaya hidup berkelanjutan, terutama di momen-momen besar seperti Lebaran. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita semua bisa berkontribusi dalam menjaga bumi demi generasi mendatang.