JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Yusuf Tawulo, S.E., M.M., S.H., M.H, berbicara mengenai perjalanan panjang sejarah Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Dalam penjelasannya, ia menggali lebih dalam tentang kerajaan pertama yang dibangun oleh leluhur mereka, dengan Raja Rundulangi atau yang lebih dikenal dengan nama Sangiambinauti sebagai tokoh sentral dalam sejarah tersebut.
Rundulangi, pendiri garis keturunan kerajaan Tolaki, menikahi dua saudara perempuan, Mbulanda dan Wealanda. Dari pernikahannya dengan Mbulanda, lahir seorang putra terkenal, Haluoleo. Nama Haluoleo tak hanya dikenal dalam sejarah Suku Tolaki, tetapi juga menjadi nama pahlawan besar, bahkan digunakan sebagai nama beberapa tempat penting, termasuk sebuah bandara yang terkenal.
Namun, sejarah kerajaan Tolaki lebih luas dari itu. Haluoleo bersama saudara-saudaranya seperti Buburanda, Mokora, Rebi Sangiangato, Balano, dan Samara ikut membangun warisan besar ini. Buburanda menjadi Raja di Latoma, sementara Mokora, yang merupakan anak dari pernikahan Rundulangi dengan Wealanda, juga memiliki peran signifikan dalam sejarah Tolaki.
Mokora, ayah dari Tawulo I atau Saopuduria, adalah saudara seayah dengan Haluoleo, meskipun berbeda ibu. Tawulo I melanjutkan jejak leluhurnya dengan mendirikan kerajaan baru. Pada masa yang sama, ia menikahi Rendonia, dan dari pernikahan tersebut lahir Wuapanggo, yang kelak menjadi tokoh penting dalam sejarah kerajaan Tolaki.
Wiapanggo menikah dengan Tepuhuwe atau Tehoro Weriolo, yang kemudian melahirkan Tawulo II atau Bongo. Tawulo II memiliki keturunan yang berperan besar dalam kelanjutan kerajaan Tolaki, di antaranya Tawulo (Bongo) sendiri, Ambelino, Mohandasi, Meronda, Ndoara, Namburiako, Dadao, dan Nawali.
Secara garis besar, sejarah kerajaan Tolaki dimulai dari pernikahan Rundulangi dengan Mbulanda dan Wealanda. Dari pernikahan dengan Mbulanda lahir Haluoleo, sementara dari Wealanda lahir lima anak: Buburanda, Mokora, Rebi (Sangia Inato), Balano, dan Samara. Setiap anak mendirikan kerajaan-kerajaan di berbagai wilayah, seperti Labokeo (sekarang menjadi Konsel), Inolobunggadue (sekarang Kabupaten Konawe), dan Latoma (sekarang bagian dari Kolaka Timur).
Rebi dan Sangia Inato, mendirikan kerajaan di Inolobunggadue yang kini menjadi Konawe. Buburanda mendirikan kerajaan di Latoma, yang kini merupakan bagian dari Kabupaten Kolaka Timur, sementara Mokora mendirikan kerajaan di Labokeo, yang kini menjadi wilayah Konsel.
Yusuf Tawulo menegaskan bahwa kerajaan Tolaki sebenarnya berasal dari satu induk besar, yaitu Sangia Inato, yang melahirkan beberapa kerajaan kecil di daerah yang berbeda. Meskipun setiap kerajaan memiliki pengaruhnya masing-masing, semuanya berbagi akar sejarah yang sama, menjadikan kerajaan Tolaki bagian integral dari perjalanan panjang sejarah Sulawesi Tenggara.
Dengan pemahaman yang lebih murni tentang sejarah ini, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya kerajaan Tolaki, serta mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga keutuhan dan keharmonisan sejarah budaya kita.
Baik Tawulo I di Labokeo maupun Tawulo II di Baito, yang kini termasuk dalam Kabupaten Konsel, adalah keturunan langsung Mokora, saudara kandung Haluoleo.