JAKARTA. KOMPASSINDO.COM – Zaenal Mutaqin, yang akrab disapa Abah Eje, Direktur PT. Mendong Jaya Woven, berbagi pengalaman dan harapannya bagi industri UMKM dalam pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, pada Sabtu (8/3).

Dalam wawancara bersama awak media di standnya, Abah Eje mengungkapkan bahwa ini merupakan kali ketiga perusahaannya berpartisipasi dalam IFEX. Ia merasa ajang ini memberikan banyak manfaat, baik dari segi wawasan maupun peningkatan jumlah pelanggan.

“Alhamdulillah, setelah bergabung di IFEX, wawasan kami semakin bertambah. Selain itu, jumlah pelanggan juga meningkat. Selama tiga tahun berturut-turut kami ikut serta, dan selalu ada perkembangan positif bagi usaha kami,” ujar Abah Eje.

Produk Anyaman Mendong yang Unik dan Berdaya Saing

PT. Mendong Jaya Woven bergerak di bidang kerajinan anyaman mendong, sebuah usaha yang berfokus pada pembuatan produk home décor berbahan dasar mendong. Menurut Abah Eje, produk mereka memiliki keunikan tersendiri karena material yang digunakan tidak banyak ditemukan dalam pameran ini.

“Kalau kita lihat di sekitar IFEX ini, produk berbahan mendong seperti milik kami bisa dibilang satu-satunya. Kami memproduksi home décor berbahan dasar mendong dengan konsep yang khas dan berbeda dari produk lainnya,” jelasnya.

Tidak hanya berfokus pada produksi, PT. Mendong Jaya Woven juga memberdayakan para pengrajin lokal. Menurutnya, para pengrajin memiliki peran penting dalam memastikan kualitas dan keberlanjutan usaha ini.

“Kami punya pengrajin yang bekerja di tempat kami sendiri. Harga tali mendong pun meningkat karena permintaan yang terus bertambah. Dengan begitu, para pemuda pun lebih terdorong untuk ikut dalam industri ini,” tambahnya.

Ekspor ke Amerika, Eropa, dan Asia

Saat ini, produk anyaman mendong dari PT. Mendong Jaya Woven sudah berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan ini telah melakukan ekspor ke Amerika, Eropa, dan Asia.

“Alhamdulillah, produk kami sudah masuk ke pasar Amerika, Eropa, dan Asia. Ada beberapa pengiriman yang sudah berjalan, dan kami sedang mengembangkan lebih banyak jaringan di luar negeri,” ungkap Abah Eje.

Namun, di balik kesuksesan ini, Abah Eje juga mengakui adanya tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal permodalan.

Tantangan Permodalan bagi UMKM

Sebagai pengusaha UMKM dari daerah, Abah Eje merasakan bahwa permodalan menjadi kendala utama dalam mengembangkan usaha, terutama ketika harus memenuhi permintaan ekspor dalam jumlah besar.

“Sebagai UKM dari kampung, tantangan utama kami adalah permodalan. Saat kami mulai merambah ekspor, kebutuhan modal semakin besar. Sayangnya, akses ke perbankan tidak selalu mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi, seperti jaminan, sedangkan kami sering kali tidak memiliki aset yang cukup untuk dijadikan jaminan,” keluhnya.

Ia berharap ada kebijakan dari pemerintah yang dapat membantu UMKM seperti mereka agar bisa lebih berkembang.

“Kalau bisa, pemerintah memberikan dukungan khusus bagi UMKM yang ingin maju. Harus ada kebijakan yang bisa memudahkan akses permodalan, agar kami bisa berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian,” tambahnya.

Harapan untuk Pemerintah dan Masa Depan UMKM

Menurut Abah Eje, dengan berkembangnya industri UMKM, lapangan pekerjaan di daerah juga akan semakin banyak. Hal ini tentu berdampak positif bagi perekonomian lokal.

“Kalau usaha kami berkembang, otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ekonomi di daerah juga ikut tumbuh. Inilah yang seharusnya disadari oleh pemerintah, sehingga mereka bisa memberikan dukungan yang lebih nyata untuk UMKM,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah tidak hanya sekadar mendorong UMKM melalui program-program yang ada, tetapi juga memberikan kebijakan yang benar-benar mendukung keberlangsungan usaha kecil dan menengah.

“Kami sebagai UMKM juga ikut menjalankan program pemerintah dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Maka dari itu, kami berharap ada kebijakan yang benar-benar mendukung kami, agar usaha ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” tutupnya.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Abah Eje dan PT. Mendong Jaya Woven terus berusaha mengembangkan industri anyaman mendong, tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga untuk bersaing di tingkat global.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *