JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 resmi dibuka pada Kamis, 6 Maret 2025, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Pameran bisnis-ke-bisnis (B2B) terbesar di kawasan regional ini memasuki tahun ke-10 penyelenggaraannya.
Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan PT Dyandra Promosindo, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Dukungan Pemerintah untuk Industri Furnitur
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, secara resmi membuka IFEX 2025 didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan, Ketua HIMKI, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, serta Direktur Kompas Gramedia. Dalam sambutannya, Faisol menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pameran ini serta apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskannya.
Menurutnya, industri furnitur Indonesia memiliki potensi besar di pasar global yang mencapai nilai 800 miliar dolar AS. Meskipun sempat terdampak pandemi, sektor ini tetap bertahan dan menunjukkan pertumbuhan ekspor yang menjanjikan. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung industri ini dengan berbagai kebijakan, termasuk regulasi yang lebih mempermudah investasi dan ekspor.
“Kinerja sektor industri pengolahan nonmigas tetap kokoh dan berkontribusi 17,6% terhadap PDB tahun lalu, dengan pertumbuhan sekitar 4,7% serta peningkatan jumlah tenaga kerja mencapai 19,9 juta orang,” ujar Faisol. Ia juga menyoroti capaian ekspor sektor ini yang mencapai 196,54 miliar dolar AS atau sekitar 74,3% dari total ekspor nasional.
Tantangan dan Peluang di Pasar Global
Meskipun industri furnitur terus berkembang, Faisol menekankan bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah logistik ekspor yang terkendala oleh situasi geopolitik global serta kebijakan lingkungan di negara tujuan ekspor, khususnya Eropa. Regulasi ketat terkait bahan baku kayu menjadi perhatian utama bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia.
Selain itu, meningkatnya impor bahan baku seperti logam, plastik, dan kayu menjadi tantangan tersendiri bagi industri dalam negeri. Faisol berharap melalui IFEX 2025, para pelaku industri dapat menjajaki berbagai solusi dan membangun kolaborasi untuk menghadapi tantangan ini.
“Pameran ini menjadi ajang penting bagi kita semua untuk memperluas pasar, memperkenalkan inovasi, serta menjalin kerja sama dengan mitra global,” katanya.
Inovasi dan Masa Depan Industri Furnitur
Industri furnitur di masa depan akan semakin mengarah pada tren ramah lingkungan, penggunaan teknologi digital, serta desain modular dan multifungsi. Faisol menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi seperti 3D printing yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas desain.
Untuk mendukung perkembangan industri ini, Kementerian Perindustrian telah mengambil langkah-langkah strategis, seperti memfasilitasi ketersediaan bahan baku, meningkatkan kapasitas SDM melalui Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu, serta mendukung inovasi desain melalui berbagai program.
Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi investor dari Eropa, Jerman, dan China yang tertarik mengembangkan industri bambu sebagai bahan baku alternatif pengganti kayu. Dengan lebih dari 9 juta batang bambu yang tersedia di Indonesia, potensi ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan pasar global yang semakin tinggi terhadap bahan ramah lingkungan.
Harapan untuk Industri Furnitur Indonesia
Di penghujung sambutannya, Faisol mengajak seluruh pelaku industri furnitur untuk terus berinovasi dengan mengutamakan bahan ramah lingkungan, menerapkan teknologi modern, serta mengadopsi konsep circular economy. Dengan strategi yang tepat, industri furnitur Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar global dan memenuhi permintaan baik di dalam maupun luar negeri.
“Dengan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin industri furnitur Indonesia akan terus berkembang, meningkatkan ekspor, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional,” pungkasnya.
IFEX 2025 akan berlangsung hingga 9 Maret 2025 dan menghadirkan berbagai produk furnitur berkualitas dari pelaku industri dalam dan luar negeri. Diharapkan, ajang ini tidak hanya menjadi tempat transaksi bisnis, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri furnitur Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.