JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Kawisari Cafe di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, menjadi saksi berlangsungnya diskusi bertajuk Aduan kepada Mas Wapres pada Selasa, 11 Februari 2025. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber yang membahas isu-isu sosial yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Salah satu pembicara utama dalam diskusi ini adalah Trisya Suherman, Ketua Umum Moeldoko Center, yang menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam menangani permasalahan keluarga, terutama terkait perlindungan anak.
Dalam sesi wawancara dengan awak media, Trisya Suherman mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus-kasus yang melibatkan anak-anak sebagai korban dalam konflik keluarga. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan ini dan memastikan anak-anak mendapatkan perlindungan yang maksimal.
“Ini permasalahan nyata dan terjadi di banyak keluarga. Pemerintah harus benar-benar berperan aktif dalam penyelesaiannya, karena yang menjadi korban adalah anak-anak. Bagaimana caranya agar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga terlibat dalam aspek hukumnya, sehingga ada perlindungan yang lebih kuat. Jangan sampai ada pihak—baik ibu maupun orang tua lainnya—yang memanfaatkan situasi ini tanpa memperhatikan dampaknya pada mental anak,” ujar Trisya.
Sebagai sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, Trisya Suherman juga mengungkapkan bahwa dirinya telah banyak membantu keluarga-keluarga yang mengalami permasalahan serupa. Ia menekankan bahwa dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat dibutuhkan agar hak-hak anak tetap terlindungi.
“Saya sendiri sudah banyak membantu keluarga yang mengalami permasalahan ini. Bahkan, tadi saya datang bersama ibu saya, karena kami ingin menunjukkan bahwa keluarga yang solid adalah kunci utama dalam membangun masa depan anak-anak yang lebih baik,” tambahnya.
Acara diskusi Aduan kepada Mas Wapres ini diharapkan bisa menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat untuk menyampaikan berbagai keluhan dan permasalahan yang mereka hadapi. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Trisya Suherman semakin memperkaya diskusi dengan perspektif yang luas dan solusi yang konkret.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan anak, diharapkan pemerintah dapat segera mengambil langkah nyata untuk memperkuat regulasi dan memberikan kepastian hukum bagi anak-anak yang menjadi korban konflik keluarga.