JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Heling Suhono, S.Pd.,MM., M.Pd, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banjarnegara, menegaskan bahwa kondisi dunia pendidikan Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar yang membutuhkan perhatian serius. Dalam wawancara eksklusif dengan awak media di sela-sela persiapan Pelantikan Satuan Musyawarah Nasional APKS PB PGRI di Jakarta, Selasa (11/2), Heling mengungkapkan beberapa isu krusial yang perlu segera diatasi, terutama di daerahnya, Banjarnegara.
“Kami datang ke acara ini atas undangan Konkernas. Harapan kami, pertemuan ini bisa menjadi momentum untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang tengah dihadapi dunia pendidikan. Salah satunya adalah kekurangan tenaga pengajar, terutama guru SD, dan kekurangan kepala sekolah. Ini adalah masalah besar yang kami hadapi, dan saya berharap hal ini bisa menjadi bagian dari perhatian Konkernas,” ujar Heling.
Kekurangan Guru dan Kepala Sekolah Jadi Tantangan Utama
Heling menambahkan bahwa keberadaan guru yang cukup merupakan salah satu kunci utama dalam keberhasilan sistem pendidikan. “Sebagaimana yang kita tahu, pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru. Jika kekurangan guru, bagaimana mungkin kita bisa menciptakan pembelajaran yang berkualitas? Keberadaan guru yang memadai sangat penting untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten,” ungkapnya.
Kekurangan tenaga pengajar, terutama di tingkat SD, menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh wilayah Banjarnegara. Heling berharap bahwa masalah ini bisa segera mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui Kebijakan Nasional yang lebih tegas dan sistematis.
Sarana dan Prasarana Pendidikan yang Memprihatinkan
Tak hanya soal kekurangan guru, Heling juga menyoroti kondisi sarana dan prasarana pendidikan di daerahnya yang sangat memprihatinkan. “Di wilayah kami, hampir 50% sarana dan prasarana sekolah mengalami kerusakan. Ini tentu saja berpengaruh besar pada kenyamanan siswa dan kualitas proses belajar mengajar. Jika fasilitas yang ada tidak memadai, bagaimana siswa bisa merasa nyaman dan fokus dalam belajar?” tambahnya.
Meskipun pemerintah sedang melakukan efisiensi anggaran, Heling menegaskan bahwa pendidikan harus tetap menjadi prioritas. “Pendidikan adalah kunci utama bagi masa depan bangsa. Jika sektor ini tidak mendapatkan perhatian lebih, kita akan kesulitan untuk mencetak generasi penerus yang dapat bersaing di tingkat global,” tuturnya.
Masalah Kepemimpinan di Sekolah
Heling juga menyinggung masalah pengelolaan sekolah yang sering kali terhambat akibat aturan yang tidak memadai, terutama terkait dengan kepala sekolah. “Kekurangan kepala sekolah menyebabkan pengelolaan sekolah menjadi tidak optimal. Seorang kepala sekolah juga sering kali harus menjalankan peran sebagai istri atau suami, yang tentu saja menambah beban mereka. Hal ini akan berdampak pada mutu pendidikan di sekolah tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, masalah ini juga berhubungan erat dengan pengelolaan tenaga pengajar. Jika kekurangan guru tidak segera diatasi, maka akan sulit untuk menjalankan kurikulum dengan efektif. “Kita terlalu fokus pada perubahan kurikulum, namun tanpa adanya guru yang cukup, proses pembelajaran dan penilaian menjadi terhambat. Guru adalah ujung tombak dari pendidikan yang berkualitas,” tegas Heling.
Perlindungan Hukum bagi Guru
Heling juga menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi guru agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan tanpa rasa takut. “Selama ini, banyak kasus hukum yang melibatkan guru, yang menyebabkan mereka merasa terancam dan kurang fokus dalam mengajar. PGRI terus memperjuangkan agar guru bisa bekerja dalam suasana yang aman dan nyaman, meskipun di tengah keterbatasan anggaran dan fasilitas,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat kepada guru, terutama agar mereka tidak terus-menerus dihantui oleh masalah hukum yang bisa mengganggu tugas mereka dalam mendidik. “Jika guru merasa terancam, bagaimana mereka bisa bekerja dengan maksimal? Kami berharap guru-guru di seluruh Indonesia bisa terlindungi dan fokus pada tugas utama mereka, yaitu mendidik,” tambahnya.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan
Heling menutup wawancaranya dengan sebuah harapan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. “Kami berharap pendidikan di Indonesia bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Tanpa perhatian yang cukup, kita akan kesulitan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan bangsa, dan itu harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Dengan segala tantangan yang dihadapi, Heling dan PGRI Banjarnegara berkomitmen untuk terus memperjuangkan perbaikan pendidikan, mulai dari peningkatan jumlah guru, perbaikan fasilitas, hingga perlindungan hukum bagi tenaga pendidik. Sebab, hanya dengan memperbaiki sistem pendidikan, Indonesia dapat mencetak generasi yang unggul dan siap menghadapi masa depan.