JAKARTA, KOMPASSINDO.COM, 4 Februari 2025 – Pameran kerajinan tangan terbesar dan terlengkap se-Asia Tenggara, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT), kembali digelar pada 5-9 Februari 2025 di Jakarta International Convention Center. Salah satu peserta yang turut berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini adalah Swarna Art, brand milik PT. Master Grafika Indonesia yang tampil dengan booth nomor 46 di sudut lokasi pameran.
Swarna Art dikenal sebagai produsen kerajinan keramik handmade yang memproduksi berbagai produk seperti piring, mangkuk, gelas, hingga peralatan makan lainnya. Keunggulannya terletak pada bahan-bahan yang aman digunakan, yakni food safe materials, yang juga tahan microwave dan dishwasher, menjadikannya pilihan yang praktis bagi para pecinta kerajinan tangan berkualitas.
Menurut Mario Surjana, Owner PT. Master Grafika Indonesia dengan brand Swarna Art, produk-produknya dibuat di pabrik dan workshop yang terletak di Cukang Galih Curug, Banten. Sejak didirikan pada 2017, Swarna Art telah memproduksi beragam produk keramik yang sebagian besar menggunakan bahan-bahan lokal Indonesia. Pelanggan utamanya adalah restoran, khususnya restoran Jepang dan barat, yang membutuhkan peralatan makan unik dan dekoratif.
“Produk kami semuanya buatan Indonesia, dengan bahan-bahan lokal. Kami telah melayani banyak restoran, terutama restoran Jepang, serta beberapa proyek dekorasi interior,” ujar Mario dalam wawancara dengan media. “Meskipun kami memulai sebelum pandemi, kehadiran kami di INACRAFT kali ini adalah yang ke empat, setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi.”
Tahun 2025 menjadi titik balik bagi Swarna Art untuk kembali berpartisipasi dalam INACRAFT setelah vakum selama beberapa tahun. Mario mengungkapkan, kualitas produk Swarna Art kini jauh lebih baik dan halus dibandingkan sebelumnya, berkat peningkatan pengalaman dan keterampilan produksi yang memungkinkan pembuatan desain lebih rumit dan kualitas yang lebih tinggi.
“Inovasi dan desain kami telah berkembang pesat. Kini, kami bisa membuat produk yang jauh lebih rumit dan lebih halus, dengan kualitas yang tak kalah dengan produk buatan luar negeri,” tambahnya.
Selain itu, Swarna Art juga mulai merambah pasar internasional. Meskipun sebagian besar klien mereka berasal dari Indonesia, Mario menyebutkan bahwa ada permintaan dari luar negeri yang semakin meningkat. “Saat ini, kami lebih banyak melayani pasar domestik, namun ada beberapa klien internasional yang mulai tertarik dengan produk kami. Kami juga sedang menjajaki potensi ekspor,” kata Mario.
Tahun ini, Swarna Art menampilkan berbagai produk inovatif yang menggabungkan unsur artistik dan fungsional. Produk-produk tersebut sangat cocok untuk berbagai kebutuhan, mulai dari dekorasi interior hingga peralatan makan yang bisa digunakan untuk restoran maupun di rumah. Mario menambahkan bahwa hampir semua produk yang ditawarkan dapat dipersonalisasi, memberikan fleksibilitas bagi pelanggan untuk memiliki barang yang sesuai dengan keinginan mereka.
“Meskipun produk kami sangat bervariasi, semua menggunakan bahan yang sama, yakni tanah liat berkualitas tinggi. Kami ingin memastikan bahwa produk yang kami buat tidak hanya estetik, tetapi juga multifungsi dan tahan lama,” ungkapnya.
Berbicara tentang harga, Mario menjelaskan bahwa produk Swarna Art dibanderol sesuai dengan tingkat kesulitan dan proses pembuatannya. Meskipun harga produk keramik buatan Swarna Art mungkin lebih tinggi, Mario memastikan bahwa setiap item yang dibuat memiliki nilai lebih, baik dari segi kualitas maupun keunikan desain.
Melalui keikutsertaannya yang ketiga kalinya di INACRAFT, Mario berharap dapat memperkenalkan produk-produk Swarna Art kepada lebih banyak orang dan memperluas pasar. “Kami ingin memperkenalkan kerajinan keramik buatan Indonesia kepada masyarakat luas, serta menjangkau pasar yang lebih besar lagi,” harapnya.
Dengan perkembangan yang pesat dan produk yang semakin inovatif, Swarna Art siap menjadi pemain utama dalam industri kerajinan tangan Indonesia. Mario pun optimis bahwa bisnisnya akan terus berkembang, seiring dengan peningkatan kemampuan teknis dan kualitas produk yang dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi. “Dulu, kami hanya bisa membuat produk sederhana. Sekarang, kami mampu membuat produk yang jauh lebih rumit dan berkualitas tinggi, bahkan untuk pasar yang lebih besar dan lebih menuntut,” tutup Mario.