JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan Temu Bisnis dan Forum Investor 2023 dengan tema “Akselerasi Penghiliran Inovasi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan”. Acara yang berlangsung di Auditorium UGM Samator, Jakarta Selatan, pada Rabu (21/06/2023), menjadi wadah diskusi antara sivitas akademika, pemerintah, industri, dan praktisi sektor kesehatan mengenai tren dan perkembangan terbaru dalam bidang inovasi farmasi dan teknologi kesehatan.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerjasama UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo, SE., MM., perwakilan dari PT. Astra Komponen Indonesia, Hendro Witjaksono, Dirjen Farmalkes, Ketua 1 ASPAKI, Erwin Hermanto, serta berbagai undangan lainnya.

Lissa Imelia, Founder PT. BIM, mengungkapkan pentingnya acara ini sebagai platform untuk mempertemukan para peneliti dan pengusaha. “Kehadiran kami di acara ini untuk mempertemukan riset dan dunia usaha, agar hasil riset dapat terhilirisasi dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Lissa melanjutkan bahwa PT. BIM hadir sebagai pendukung riset dalam pengembangan inovasi medis. Salah satu contoh kolaborasi yang dibahas adalah pengembangan Bonegraft oleh dr. Yudha Mathan Sakti Sp.OT (K), seorang ahli ortopedi dari UGM. “Kami mengembangkan teknologi patah tulang yang dapat dihilirisasi berkat dukungan dari Bu Lissa dan tim,” ujar dr. Yudha.

Menurut dr. Yudha, teknologi pengganti tulang ini telah berkembang selama lebih dari 30 tahun. Mereka menggunakan bahan alami seperti cangkang telur yang dimodifikasi menjadi Hydroxyapatite, material pengganti tulang yang sangat mirip dengan kalsium tulang manusia. “Inovasi ini telah dikembangkan dalam 10 hingga 15 tahun terakhir,” jelasnya.

Kerja sama antara UGM dan PT. BIM bertujuan untuk memproduksi Bonegraft dalam skala massal. “Kami berusaha membawa riset ini dari laboratorium hingga ke pasien, yang difasilitasi dalam acara ini,” tambah dr. Yudha.

Lissa juga menambahkan bahwa PT. BIM bersama konsorsium manufaktur mereka, PT. ASKI (Astra Komponen Indonesia), akan meluncurkan produk ini di Pameran Teknologi Alat Kesehatan Dunia di MEDICA – Dusseldorf, pada November mendatang. “Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi Nanocrystalline Hydroxyapatite Bonegraft secara mandiri dengan bahan baku cangkang telur dan prinsip Green Recycling,” tambahnya.

Boge Ronny Suryono, Direktur Utama PT. BIM, menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Bonegraft ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama karena ini merupakan produk dalam negeri yang telah melalui riset panjang,” ujarnya. Ia berharap kerjasama ini dapat lebih intens dengan berbagai organisasi kedokteran di Indonesia, termasuk PABOI, dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

Sementara itu, dr. Yudha berharap kerja sama ini dapat menjadi contoh akselerasi hilirisasi yang menunjukkan pentingnya kolaborasi antara akademisi, bisnis, pemerintah, dan pelanggan. “Dengan bekerja bersama, kita bisa mencapai kemandirian Indonesia di bidang teknologi kesehatan,” pungkasnya.

Acara ini juga diwarnai dengan penandatanganan MOU antara mitra kerja sama, termasuk PT. BIM dan PT. Astra Komponen Indonesia (PT. ASKI), yang turut mendukung pengembangan dan produksi Bonegraft ini.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *